REPUBLIKA.CO.ID, Mengukur tekanan darah secara mandiri di rumah sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi. Pengukuran tekanan darah rutin di rumah bahkan dinilai memiliki nilai prognosis yang lebih baik dibandikan dengan pengukuran di klinik yang hanya dilakukan sesekali.
"Jika benar dan akurat, lebih memiliki nilai prognostik dibandingkan di klinik," terang Ketua Indonesian Society of Hypertension Dr dr Yuda Turana SpS dalam kampanye Cek Tekanan Darah di Rumah (Ceramah) di kantor InaSH, Jakarta.
Berdasarkan data, Yuda mengatakan pengukuran tekanan darah lebih dianjurkan di pagi hari. Alasannya, pengukuran tekanan darah di pagi hari lebih prognostik dibandingkan di sore hari. Pengukuran tekanan darah di pagi hari sebaiknya dilakukan satu jam setelah bangun dan buang air kecil, namun sebelum makan pagi dan sebelum minum obat.
Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter di rumah juga sebaiknya jangan hanya dilakukan satu kali. Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan dua kali atau tiga kali untuk hasil yang lebih baik. Untuk menjaga akurasi, alat tensimeter yang digunakan sebaiknya alat tensimeter tervalidasi.
Posisi terbaik untuk meletakkan manset tensimeter adalah adalah di lengan bagian atas. Pengukuran tekanan darah bisa dilakukan di lengan kanan maupun kiri. Akan tetapi, pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan di sisi yang menunjukkan hasil tekanan darah lebih tinggi.
Oleh karena itu, pada mulanya pengukuran tekanan darah tinggi dengan tensimeter perlu dilakukan di lengan kanan atas dan lengan kiri atas. Pengukuran selanjutnya hanya dilakukan di sisi lengan yang menunjukkan tekanan darah lebih tinggi. Pengukuran di satu sisi lengan ini sebaiknya dilakukan dua kali atau tiga kali dengan jeda satu menit untuk setiap pengukuran.
"Ukur dua atau tiga kali lebih bagus, lalu direratakan," lanjut Yuda.
Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan dalam posisi duduk santai. Penderita hipertensi sebaiknya sudah duduk santai sekitar dua menit sebelum pengukuran tekanand arah dilakukan. Penderita hipertensi juga sebaiknya tidak minum kopi, tidak mengonsumsi obat maupun tidak menahan buang air kecil ketika akan melakukan pengukuran tekanan darah.
Meski nilai prognostik dari pengecekan tekanan darah di rumah lebih baik di klinik, bukan berarti penderita hipertensi tak perlu lagi ke dokter. Penderita hipertensi tetap harus mengunjungi dokter secara rutin untuk pemeriksaan berkala. Hasil pengukuran tekanan darah di rumah dapat dibawa saat melakukan kunjungan ke dokter sebagai bahan evaluasi.
"Ini bukan pengganti, tapi complementary (pelengkap). Saat ke dokter di bawa," jelas Yuda.
Kebiasaan mengukur tekanan darah secara mandiri di rumah juga ternyata mempengaruhi tingkat kesadaran dan kepatuhan pasien untuk mengonsumsi obat. Hal ini tentu dapat memberi dampak yang positif bagi pengendalian hipertensi pada pasien/
"Pengukuran rutin di rumah merupakan prediktor yang lebih bagus daripada klinik (yang hanya sesekali) kalau dilakukan dengan benar dan akurat," ungkap Yuda.