REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus diabetes pada anak menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Dalam lima tahun terakhir, peningkatan kasus diabetes pada anak bahkan mencapai 500 persen.
"Peningkatan paling banyak terdiagnosis pada saat musim libur," ungkap Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr dr Aman Bhakti Pulungan SpA(K) FAAP usai peluncuran program Sehati bersama WeCare.id dan Wardah, di Jakarta.
Sayangnya, kasus diabetes pada anak kadang tak disadari oleh orang tua. Hal ini dapat berujung pada tidak terkontrolnya kadar gula darah anak. Aman mengaku pernah mendapatkan beberapa pasien anak dengan kadar gula darah mencapai ratusan. Yang mengkhawatirkan, pada anak yang terdiagnosis diabetes tipe 2, hasil pemeriksaan HbA1c menunjukkan rata-rata di atas 10.
"Berarti apa? Sudah lebih dari tiga bulan gula darahnya itu lebih tinggi daripada normal, nggak ketahuan," jelas Aman.
Karena itu, penting bagi orang tua untuk lebih memperhatikan kemungkinan diabetes pada anak mereka. Terlebih, jika anak mereka termasuk anak yang gemuk.
Aman mengatakan, ada beberapa tanda diabetes tipe 1 yang bisa diperhatikan orang tua pada anak mereka. Salah satunya adalah perubahan pola mengompol. "Yang tadinya sudah tidak ngompol, dia ngompol lagi," ujar Aman.
Beberapa tanda lain yang bisa diperhatikan adalah anak menjadi banyak makan, banyak minum, banyak buang air kecil, berat badan menurun dan anak tampak lemas. Jika anak menunjukkan tanda-tanda ini, hal pertama yang sebaiknya terpikirkan adalah diabetes.
Berbeda dengan diabetes tipe 1, Aman mengatakan diabetes tipe 2 pada anak biasanya tidak menunjukkan tanda atau gejala yang berarti. Gejala-gejala diabetes tipe 2 pada anak umumnya baru muncul jika penyakit sudah berkembang cukup berat.
Namun, keberadaan diabetes tipe 2 pada anak bisa diwaspadai melalui dua hal yaitu tubuh yang gemuk dan perubahan warna pada bagian leher. Anak gemuk dengan diabetes tipe 2 biasanya mengalami akantosis nigrikans atau kondisi di mana bagian kulit menjadi menghitam.
"Ketika dia masih gemuk, ketika ini (leher) masih hitam, tiap tahun harus cek darah," jelas Aman.
Meski orang tua tidak menemukan tanda-tanda ini, Aman menyarankan agar orang tua tetap memeriksakan kondisi kesehatan anak yang memiliki perawakan gemuk. Alasannya, anak gemuk cenderung lebih rentan terhadap risiko masalah kesehatan lain selain diabetes. Salah satunya adalah hipertensi.
"Kalau anak sudah gemuk, obesitas, kita harus cek lab. Obesitas ditentukan oleh dokter," ujar Aman.