REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus peningkatan diabetes pada anak mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam lima tahun terakhir. Peningkatan kasus diabetes pada anak ini mencapai 500 persen dari sebelumnya.
"Sebenarnya kita mengumpulkan data sejak 2011," ungkap Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr dr Aman Bhakti Pulungan SpA(K) FAAP usai peluncuran program Sehati bersama WeCare.id dan Wardah, di Jakarta. Aman mengatakan sebagian besar kasus diabetes yang ditemukan pada anak memang diabetes tipe 1 yang tergolong dalam penyakit autoimun. Namun, Aman juga menemukan bahwa kasus diabetes tipe 2 semakin banyak ditemukan pada anak.
"Dulu kita anggap tipe 2 ini diabetes dewasa. Hari ini, saya baru dapat dua pasien (anak) diabetes tipe 2," lanjut Aman.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih banyak dipengaruhi oleh pola hidup tidak sehat. Biasanya, diabetes tipe 2 muncul pada anak yang mendapat asupan gula berlebih dan obesitas.
Temuan ini tentu sangat mengkhawatirkan, mengingat penyakit diabetes belum bisa disembuhkan. Untuk itu, Aman mengimbau agar semua pihak juga terlibat dalam upaya menekan kasus diabetes pada anak.
"Kita menghargai apa yang dilakukan Menteri Kesehatan, tapi tolong, ini bukan hanya tugas orang kesehatan," jelas Aman.
Aman mengatakan tiap pihak bisa melakukan upaya masing-masing untuk mencegah diabetes pada anak. Sebagai contoh, Kementerian Pendidikan bisa turun tangan untuk membuat anak-anak sekolah lebih banyak melakukan aktivitas fisik.
Aman mengatakan anak-anak perlu melakukan aktivitas fisik minimal satu jam per hari. Aktivitas fisik ini bisa berupa jalan kaki atau naik sepeda, bermain bola hingga mengejar layangan. "Apa saja. Fisiknya bergerak," ungkap Aman.
Di sisi lain, keluarga juga memegang peranan penting dalam mencegah diabetes pada anak. Aman menilai orang tua perlu menerapkan pola hidup sehat sehingga anak-anak mereka terbiasa untuk hidup sehat dan terhindar dari risiko diabetes.
"Orang tua, kembalilah hidup sehat. Anak itu harus bergerak," ujar Aman.