REPUBLIKA.CO.ID, Ada anggapan bahwa variasi genetik tertentu membuat sebagian orang lebih mudah untuk menurunkan berat badan dibandingkan orang lain. Faktanya, proses penurunan berat badan lebih dipengaruhi oleh pengaturan pola makan dibandingkan faktor genetik.
Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari Stanford University, California, Amerika Serikat, yang telah melakukan pemantauan terhadap 609 orang dewasa gemuk secara acak. Para orang dewasa ini telah menjalani tes genetik dan insulin sebelum pada akhirnya diminta untuk menjalani pola makan rendah lemak atau rendah karbohidrat selama 12 bulan.
Kelompok yang menjalani pola makan rendah lemak dan rendah karbohidrat sama-sama memangkas asupan kalori sebesar 500 kalori per hari. Pada kelompok diet rendah lemak, jumlah lemak yang dikonsumsi diturunkan dari 87 gram menjadi 57 gram. Sedangkan, pada kelompok diet rendah karbohidrat, jumlah asuapan karbohidrat diturunkan dari yang biasanya 247 gram menjadi 132 gram.
Analisis gen menunjukkan bahwa beberapa variasi gen berkaitan dengan cara tubuh memproses lemak atau karbohidrat. Namun, para orang dewasa gemuk ini rata-rata mengalami penurunan berat badan sebanyak 5 hingga 6 kilogram terlepas dari gen, kadar insulin, maupun tipe diet yang mereka jalani.
Hasil penelitian menunjukkan, penerapan pola makan sehat lebih berperan dalam membantu para orang dewasa gemuk ini menurunkan berat badan. Partisipan yang paling banyak menurunkan berat badan adalah partisipan-partisipan yang mengonsumsi banyak sayur dan sedikit makanan tak sehat seperti makanan olahan, minuman bergula, hingga lemak jahat.
Temuan ini menunjukkan bahwa proses penurunan berat badan tidak dipengaruhi oleh gen-gen tertentu di dalam tubuh. Tiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk bisa menurunkan berat badan jika menerapkan pola makan yang sehat.
"Kita makan untuk memenuhi perut kita," ujar Profesor Lennert Veerman dari School of Medicine di Griffith University di Queensland, seperti dilansir Guardian akhir pekan ini.
Veerman mengatakan, orang yang memenuhi perut dengan sayur cenderung akan mengalami penurunan berat badan. Sebaliknya, orang yang memenuhi perut dengan asupan berkalori tinggi seperti cokelat, kentang goreng, dan minuman bergula, cenderung akan mengalami peningkatan berat badan.
Temuan ini dinilai kembali menyoroti pentingnya asupan sayur dalam pola makan sehari-hari. Veerman juga mengatakan, sebagian besar pengaturan diet dapat membantu proses penurunan berat badan. Masalah utamanya adalah tetap konsisten untuk menjalani diet tersebut. "Daripada 'melakukan diet', akan lebih baik jika menemukan kebiasaan hidup lebih sehat yang baru," jelas Veerman.