REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pariwisata NTB menggelar peresean atau pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras. Seni tarung ini merupakan tradisi dari Suku Sasak sebagai simbolis kejantanan.
Para petarung dalam peresean ini disebut dengan Pepadu dan wasit pinggir lapangan disebut sebagai Pekembar Sedi, sedangkan wasit tengah yang menjadi pemimpin pertarungan disebut Pekembar.
Para Pepadu menunjukan aksinya dengan bertelanjang dada, menggunakan capuk (penutup kepala khas sasak), dan kain sarung khusus yang sudah dipersiapkan panitia.
Aksi yang digelar di Pantai Kuta Mandalika, Lombok Tengah ini mengundang perhatian masyarakat sekitar dan juga wisatawan mancanegara. Ajang peresean yang berlangsung sejak Kamis (1/3) hingga Senin (5/2) ini merupakan rangkaian dari Festival Bau Nyale yang diselenggarakan pada 20 Februari hingga 6 Maret mendatang.