Selasa 27 Feb 2018 07:13 WIB

Aerobik Latihan Terbaik untuk Otak

Mengurangi risiko kehilangan memori.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Yudha Manggala P Putra
Olahraga lari  (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Olahraga lari (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Olahraga memiliki efek baik, tidak hanya untuk tubuh, namun juga otak. Sebuah penelitian menemukan, jika latihan aerobik, seperti lari dan berenang menjadi salah satu olahraga terbaik bagi otak.

"Sebagian besar studi olahraga berfokus pada bagian-bagian tubuh dari leher ke bawah, seperti jantung dan paru-paru. Sekarang kita menemukan manfaatnya bagi otak terkait gaya hidup aktif secara fisik pada individu," kata asisten profesor kedokteran di University of Wisconsin School of Medicine and Public Health Ozioma Okonkwo, dikutip dari Time, Senin (26/2).

Olahraga mungkin cara sederhana bagi orang untuk mengurangi risiko kehilangan memori dan penyakit Alzheimer, bahkan bagi mereka yang secara genetik berisiko terkena penyakit ini. Hal tersebut diperkuat dengan sebuah penelitian di bulan Juni yang diterbitkan dalam Journal of Alzheimer's Disease.

Dalam penelitian itu, Okonkwo melibatkan 93orang dewasa yang memiliki setidaknya satu orang tua dengan penyakit Alzheimer, setidaknya satu gen terkait dengan Alzheimer, atau keduanya. Peserta penelitian itu menghabiskan setidaknya 68 menit sehari melakukan aktivitas fisik sedang menunjukan otak yang sehat.

Okonkwo juga menunjukkan orang yang berolahraga memiliki volume lebih besar di area otak yang terkait dengan penalaran dan fungsi eksekutif. Olahraga aerobik dapat meningkatkan struktur otak, fungsi, dan kognisi. "Beberapa menemukan olahraga dapat memperbaiki mood. Jadi ia adalah paket dengan manfaat lengkap," kata Okonkwo.

Latihan aerobik, seperti berlari dan berenang, dinilai paling baik untuk kesehatan otak. Hal tersebut membuat jantung berdetak lebih cepat, yang meningkatkan aliran darah yang juga mengangkut oksigen ke otak. Otak merupakan konsumen oksigen terbesar di tubuh.

Aktivitas fisik juga meningkatkan kadar faktor neurotropika yang diturunkan otak (BDNF), yang diketahui dapat membantu memperbaiki dan melindungi sel otak dari degenerasi serta membantu menumbuhkan sel otak dan neuron baru.

Latihan kekuatan, seperti pengangkatan beban,juga bisa membawa manfaat bagi otak dengan meningkatkan denyut jantung. Hubungan antara pelatihan resistensi dan kesehatan otak yang lebih baik tidak pasti,namun penelitian di bidang ini semakin meningkat.

"Menggabungkan keduanya sangat ideal. Selain memperbaiki fungsi otak, Anda juga bisa mengembangkan kebugaran dan kekuatan otot, serta mengurangi risiko obesitas, diabetes, dan hipertensi di antara penyakit lainnya," ujar kandidat PhD di University of Canberra Research Institute for Sport andExercise in Australia Joe Northey.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement