REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa Susu Kental Manis tidak layak dikonsumsi oleh anak anak usia di bawah lima tahun. Dalam klinik konsultasi resmi pada situs resmi IDAI, Dr. Damayanti Syarif, Sp.A(K), Ph.D menegaskan, pemberian susu pada anak usia di atas 1 tahun, baik ASI ataupun susu lainnya pada si kecil tidak utama.
Karena susu kental manis hanya boleh diberikan maksimal 30 persen dari total kebutuhan kalori, dan 70 persen sisanya seharusnya berupa makanan padat. Pemberian susu di dalam konteks makanan anak usia batita dan balita adalah sebagai sumber kalsium dan sumber protein dengan asam amino esensial yang lengkap.
Berbagai pertanyaan yang sering ditanyakan orangtua kepada Dokter Anak adalah penggunaan susu kental manis pada anak. Pertimbangan orangtua memilih susu kental manis adalah harga yang relatif lebih murah, kemudian mudah disimpan dan tidak cepat basi dibandingkan dengan susu pertumbuhan anak.
Dr Damayanti menjelaskan, susu kental manis adalah susu yang dibuat dengan melalui proses evaporasi atau penguapan dan umumnya memiliki kandungan protein yang rendah. Selain diuapkan, susu kental manis juga diberikan gula tambahan. Hal ini menyebabkan susu kental manis memiliki kadar protein rendah dan kadar gula yang tinggi.
Kadar gula tambahan pada makanan untuk anak yang direkomendasikan oleh WHO tahun 2015 adalah kurang dari 10% total kebutuhan kalori. "Susu kental manis sebaiknya tidak dikonsumsi oleh balita. Ayah Bunda harus pintar memilah dan harus terlebih dahulu melihat kandungan nutrisi setiap porsinya ," ujar Dr Damyanti dikutip dari situs resmi IDAI di Jakarta, Jumat (23/2).
Ia mencontohkan salah satu jenis susu kental manis yang dijual secara komersil menuliskan dalam satu takar porsi (4 sendok makan) memasok 130 kkal, dengan komposisi gula tambahan 19 gram dan protein 1 gram. Jika dikonversikan dalam kalori, 19 gram gula sama dengan 76 kkal.
Kandungan gula dalam 1 porsi susu kental manis tersebut lebih dari 50 persen total kalorinya, jauh melebihi nilai rekomendasi gula tambahan yang dikeluarkan oleh WHO. Susu kental manis tidak boleh diberikan pada bayi dan anak, karena memiliki kadar gula yang tinggi, dan kadar protein yang rendah.
Pemberian susu yang direkomendasikan untuk bayi adalah ASI atau ASI donor yang telah terbukti aman atau susu formula bayi. Sedangkan jika berusia di atas 1 tahun, selain ASI dapat mengonsumsi susu sapi yang sudah dipasteurisasi atau UHT atau susu formula pertumbuhan.
"Untuk pemberian susu selain ASI sendiri sebaiknya berkonsultasi kepada dokter spesialis anak," ujar Dr Damyanti.