REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perawatan kecantikan kulit ala Korea Selatan atau dikenal dengan K-beauty diprediksi akan menjadi tren di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Menurut President Chang Won Co Ltd, Lee Chang Ki, dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta jiwa, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pasar terbesar produk k-beauty, setelah Cina.
Lee mengatakan, Indonesia adalah pasar yang sangat besar. Berbeda dengan negara Asia lainnya, Indonesia termasuk pasar baru bagi produk perawatan kecantikan kulit dan kosmetik Korea Selatan.
"Ini baru tahap awal," ujar Lee di acara Seminar Natural Beauty Skin with Korean Technology, di Hotel Bidakara Grand Savoy Homann, belum lama ini.
Seminar tersebut digelar atas kerja sama Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Jawa Barat (Jabar), Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) Ariyanti, dan Lembaga Pendidikan Kecantikan Korea Selatan Chang Won.
Saat ini, kata Lee, pasar ekspor terbesar bagi produk k-beauty adalah Cina. Hampir setiap tren terbaru k-beauty akan diserap dengan cepat oleh pasar Negeri Tirai Bambu.
"Serapan produk k-beauty juga sangat baik di Malaysia dan Vietnam," katanya.
Menurut Lee, selain ditunjang Korean Wave (Hallyu) yang dengan cepat menyapu berbagai belahan dunia, tren k-beauty di Malaysia dan Vietnam, juga ditunjang kesamaan jenis kulit Asia.
"Karena itu, saya optimistis, produk k-beauty juga akan disambut hangat konsumen Indonesia," katanya.
Sementara menurut Ketua Japnas Iwan Gunawan mengatakan, gejala tren k-beauty sudah mulai terlihat di Indonesia. Saat ini, sejumlah masyarakat kelas menengah ke atas Indonesia sudah mulai bergeser dari brand kosmetik dunia barat ke k-beauty.
Bagi entrepreneur, kata dia, ini adalah peluang besar. Karena, pemain k-beauty belum banyak. "Mereka umumnya juga masih terpusat di kota-kota besar. Di Bandung saja jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari," katanya.
Di sisi lain, kata dia, saat ini wanita Indonesia sudah semakin peduli dengan kecantikan kulit. Mereka juga mulai teredukasi dengan mencari perawatan kecantikan kulit berbahan alami dan tidak mengandung zat berbahaya.
Nilai jual k-beauty, kata dia, saat ini lebih tinggi dari brand western, khususnya untuk segmen high end. "Dari sisi investasi, untuk membangun usaha perawatan kulit k-beauty juga tidak terlampau jauh berbeda dengan brand western," kata Iwan.
Direktur LPP Ariyanti, Ishviastuti Oskar mengatakan, investasi awal yang diperlukan untuk membangun usaha perawatan kulit k-beauty umumnya mulai dari Rp 50 juta. Investasi akan semakin besar jika fasilitas peralatan yang disediakan semakin lengkap dan mengusung teknologi terbaru.
Bisnis klinik kecantikan, kata dia, memang membutuhkan investasi mahal. Namun, saat ini pasarnya sedang bagus. "Kita lihat saja, hampir tidak ada klinik kecantikan yang memiliki jadwal kosong. Tingkat kunjungan mereka selalu full dari pagi sampai malam," katanya.
Berdasarkan data yang dirilis Lembaga Riset Euromonitor International, pasar perawatan kulit yang akan mengalami permintaan tinggi tahun ini adalah Indonesia, Turki, India, dan Arab Saudi. Pertumbuhan tertinggi masih dipegang Cina yang memiliki populasi terbesar di dunia.