REPUBLIKA.CO.ID, American Heart Association mengungkapkan bahwa survivor kanker payudara rentan terhadap peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Asosiasi ini juga mengungkapkan bahwa survivor kanker payudara yang berusia di atas 65 tahun memiliki kemungkinan lebih besar untuk mati karena penyakit kardiovaskular seperti gagal jantung dibandingkan karena kanker payudara.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada survivor kanker payudara. Namun, risiko terbesar datang dari obat kemoterapi bernama doxurubicin (adriamycin).
Baca juga: Jetlag Berpotensi Memicu Kanker dan Tumor
American Heart Association mengungkapkan bahwa delapan kali kemoterapi dengan doxurubicin meningkatkan risiko gagal jantung hingga lima persen. Peningkatan risiko gagal jantung bisa meningkat lebih tinggi hingga 48 persen setelah pemberian 14 dosis doxurubicin.
Faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko kardiovaskular pada survivor kanker payudara adalah adanya faktor risiko jantung yang sudah dimiliki sejak sebelum terapi, misalnya tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi. Risiko penyakit kardiovaskular akan meningkat jika faktor-faktor risiko ini tidak terkontrol selama menjalani terapi kanker payudara.
Faktor lain yang turut meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular adalah paparan kemoterapi maupun radiasi yang merusak jantung. Gaya hidup sedentari yang menyebabkan kenaikan berat badan selama menjalani terapi kanker payudara juga dapat meningkarkan risiko penyakit kardiovaskular pada survivor kanker.
"Baik kanker payudara dan penyakit kardiovaskular memiliki beberapa faktor risiko yang sama," ungkap ahli kardiologi dari MD Anderson, Dr Susan Gilchrist seperti dilansir NBC.
Meski kemoterapi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada survivor kanker, bukan berarti pasien kanker boleh menghindari terapi ini. Pasien kanker payudara yang membutuhkan kemoterapi tetap harus menjalani terapi ini sesuai anjuran dokter.
Direktur Women's Cardiocascular Health Program Dr Laxmi Mehta mengatakan pasien kanker payudara tidak perlu merasa takut untuk menjalani kemoterapi karena temuan ini. Sebaliknya, pasien kanker payudara dapat memanfaatkan temuan ini untuk menyusun rencana terapi yang lebih baik sehingga dapat menekan risiko penyakit kardiovaskular di kemudian hari.
"Temuan ini memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang tepat bersama dokter mereka mengenai terapi kanker yang terbaik untuk mereka," terang Mehta.
Gilchrist menambahkan, sebagian besar faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada survivor kanker payudara adalah faktor yang dapat diubah. Beberapa di antaranya adalah penambahan berat badan, kurang olahraga dan perilaku sedentari.
Untuk itu, pasien kanker yang sudah selesai menjalani terapi bisa melakukan modifikasi pola hidup demi menghindari faktor-faktor tersebut. Salah satunya dengan melakukan olahraga teratur dengan jenis olahraga yang disarankan oleh dokter. Dokter juga dapat membantu pasien mengontrol risiko penyakit kardiovaskular dengan obat.
"Banyak dari risiko pada perempuan yang bisa diubah dengan mengubah perilaku mereka," terang Gilchrist.