REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Beragam kegiatan akan mewarnai puncak hari jadi kota Solo yang ke-273. Diantaranya yakni "Solo Carnival Boyong Kedaton" hingga "Festival Jenang Solo" yang akan berlangsung pada Ahad (18/2).
"Solo Carnival Boyong Kedaton" akan dimulai dari Stadion Sriwedari. Peserta berjalan melewati Jalan Slamet Riyadi hingga ke Balai Kota Solo. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan kembali pada warga Solo tetang kisah perpindahan Kerajaan Mataram dari Kartasuro ke Solo.
Solo Carnival yang mengusung konsep "Solidaritas dalam Kebhinekaan" itu rencananya akan diikuti oleh ratusan peserta dengan beragam busana.
Selain karnaval, terdapat juga opera kolosal yang menampilkan lakon Adeging Kutha Sala atau sejarah berdirinya Kota Solo. Pertunjukan ini berlangsung di sepanjang Jalan Jendral Sudirman.
"Pertunjukannya akan menarik, ada sekitar 500 peserta kirab yang ikut baik warga Solo maupun dari luar daerah," tutur Kepala Bidang Sejarah dan Sastra, Dinas Kebudayaan Kota Solo, Maretha Dinar, Jumat (16/2).
Pertunjukan Adeging Kutha Sala, jelas dia, diperankan oleh sekitar 200 seniman yang mahir dalam membuat koreografi.
(baca juga: Agen Wisata Solo Perlu Lebih Agresif Sasar Pasar Malaysia)
Sehari sebelumnya, Pemkot Solo terlebih dulu menggelar upacara peringatan HUT Solo ke-273 di Stadion Sriwedari. Peserta yang hadir diwajibkan menggunakan pakaian adat Jawa Tengah.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan kirab dari pendapa gede Balai Kota sekaligus untuk membuka semarak festival Jenang Solo yang berlangsung di Benteng Vastenburg.
Terdapat sebanyak 273 stan yang menyuguhkan berbagai jenang secara gratis bagi pengunjung.