Senin 12 Feb 2018 10:13 WIB

Apakah Cinta pada Pandangan Pertama Itu Ada?

Studi menemukan cinta pada pandangan pertama baru sebatas romantisme.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Jatuh cinta.
Foto: Torange
Jatuh cinta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mungkinkan seseorang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama? Bukti terbaru menunjukkan jawabannya adalah iya, memang ada.

Dua orang saling melihat, kemudian pikiran mereka melintasi ruang penuh daya tarik, ada percikan listrik di jantungnya, kemudian mereka tiba-tiba merasakan kecocokan satu sama lain. Jatuh cinta pada pandangan pertama memiliki daya tarik kuat, sebagaimana dipaparkan psikolog sosial dan asisten profesor di Loyola University of Maryland, Theresa DiDonato, dilansir dari Psychology Today, Senin (12/2).

Ilmuwan secara empiris jarang meneliti cinta pada pandangan pertama, namun penelitian terbaru di Belanda mendukung fenomena tersebut. Empat peneliti terdiri dari Zsok, Haucke, De Wit, dan Barelds 2017 lalu menganalisis 400 orang pria dan wanita. Mereka terlibat dalam survei tentang calon pasangan romantis yang dipertemukan satu sama lain untuk pertama kalinya.

Peneliti kemudian mengumpulkan ketertarikan yang dirasakan pria terhadap wanita dan sebaliknya. Pengumpulan data dilakukan secara daring, tes laboratorium, dan wawancara personal. Apa yang Zsoks dan rekan-rekannya pelajari?

Cinta pada pandangan pertama tak sekadar bias ingatan

Orang benar-benar ada yang mengalami cinta pada pandangan pertama begitu mereka bertemu seseorang. Ini merupakan daya tarik awal yang kuat dan nantinyanya berujung pada hubungan lebih serius. Salah satu argumen yang tidak membenarkan fenomena ini dahulu adalah banyak orang memiliki kenangan yang bias dan menciptakan ilusi untuk saling jatuh cinta. Pendapat yang kontra ini ditepis oleh hasil penelitian Zsock.

Cinta pada pandangan pertama cenderung dirasakan pada orang-orang yang cantik atau tampan secara fisik

Dalam penelitian ini, responden cenderung melaporkan mengalami cinta pada pandangan pertama dengan orang lain yang menarik secara fisik, misalnya si dia tampan atau cantik. Faktanya, daya tarik fisik itu banyak yang sembilan kali lebih besar kemungkinannya berlanjut, dari mata turun ke hati.

Pria lebih banyak mengungkapkan cinta pada seorang wanita

Pria lebih banyak yang lebih dulu mengungkapkan cinta ketimbang wanita. Peneliti menduga wanita lebih selektif memilih dengan siapa mereka berkencan.

Cinta pada pandangan pertama banyak yang bertepuk sebelah tangan

Perbandingan hasil penelitian menunjukkan cinta pada pandangan pertama kebanyakan menjadi cinta yang bertepuk sebelah tangan, dengan kata lain hanya satu pihak saja yang suka. Peneliti menduga pengalaman pertama ini harus disertai dengan pengenalan lanjutan sehingga pria atau wanita bisa membentuk kesan pada lawan jenis supaya mereka tertarik.

Cinta pada pandangan pertama bukan cinta sebenar

Cinta itu keintiman, komitmen, dan semangat hidup bersama. Cinta pada pandangan pertama belum memiliki tiga cerminan di atas. Paling tidak, emosi ini tidak seperti dialami pasangan-pasangan yang memang memutuskan hidup bersama atau menikah.

Inilah mengapa peneliti menyebut cinta pada pandangan pertama belum bisa dikatakan cinta sebenar sampai mereka mencapai tingkat lebih tinggi dibanding pertemuan pertama. Singkatnya, peneliti menyebut cinta pada pandangan pertama ini sebagai bentuk 'romantisme,' bukan cinta atau gairah hebat.

Cinta pada pandangan pertama bisa terjadi lebih dari satu kali. Namun, ketika cinta pada pandangan pertama berlanjut ke hubungan jangka panjang, kisahnya akan menjadi indah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement