REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kampung Biru Arema di Embong Brantas merupakan ikon wisata baru di Kota Malang. Tidak hanya sebagai tempat wisata, destinasi ini juga membuka peluang bagi para pelaku usaha kecil menengah (UKM) untuk memasarkan hasil kreativitas dan produknya.
Salah seorang pelaku UKM di kawasan Kampung Biru Arema, Endang, mengatakan, produk yang dipasarkan sebagai "buah tangan" atau suvenir rata-rata berbahan baku daur ulang sampah kering yang volumenya cukup melimpah.
"Sampah kering yang kami olah menjadi kerajinan 'antik' ini terbuat dari plastik, botol minuman, dan kemasan makanan yang selama ini terbuang sia-sia. Limbah sampah kering ini kami garap menjadi hiasan meja, aksesoris dari kain perca, vas bunga dari olahan handuk yang dicampur semen, serta suvenir dikemas cantik lewat bahan botol minuman," katanya di Malang, Jawa Timur.
Ia mengatakan, kreasi berbagai olahan kerajinan tangan dari limbah sampah tersebut bermula dari hobi ketika masih kecil dan sekarang dikembangkan. Bahkan menjadi peluang usaha bagi warga sekitar.
"Harganya cukup terjangkau kok, dari Rp 3.000 sampai ratusan ribu rupiah," ucapnya.
Endang menerangkan UKM yang melengkapi Kampung Biru Arema itu sebenarnya dirintis sejak empat tahun lalu, dan kini mulai dikenal tidak hanya di Kota Malang. Tetapi menjangkau daerah luar kota hingga luar Jawa, yakni Papua.
"Kami juga berharap pemerintah memfasilitasi UKM dalam peningkatan perekonomian kreatif dari masyarakat. Harapan kami ke depan, masyarakat di luar Kota Malang juga semakin banyak yang tahu tentang Kampung Biru dan usahanya agar pengembangan peluang usaha ini bisa lebih maju," ucapnya.
Selain dikerjakan dan dimotori oleh Endang, beberapa ibu rumah tangga di Kampung Biru juga ikut dalam memproduksi usaha kerajinan tangan dengan berbagai produk cantiknya. Hasil kerajinan tangan berbahan limbah sampah daur ulang Kampung Biru Arema itu pernah menjuarai salah satu even yang mengusung tema daur ulang barang bekas.