Rabu 31 Jan 2018 18:08 WIB

Sungai Badung Ditata Jadi Tempat Wisata

Objek wisata baru di tepi sungai dengan sebutan Taman Kumbasari.

Sungai atau tukad Badung.
Foto: socviewer.com/Agus Winarta
Sungai atau tukad Badung.

REPUBLIKA.CO.ID,  DENPASAR -- Pemerintah Kota Denpasar, Bali, berhasil melakukan penataan Sungai (Tukad) Badung menjadi taman di kawasan sepanjang Pasar Kumbasari. Ke depannya taman ini menjadi tempat rekreasi atau berwisata bagi warga masyarakat.

"Penataan Sungai Badung di kawasan Pasar Kumbasari telah selesai dilakukan. Dengan selesainya program penataan sungai yang membelah Kota Denpasar itu, maka menjadi salah satu objek wisata baru di tepi sungai dengan sebutan Taman Kumbasari," kata Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra di sela ritual pembersihan "Pemelaspasan" Taman Kumbasari sekaligus ditandai dengan penandatanganan prasasti dan "mepekelem" ke aliran Sungai Badung, Rabu (31/1).

Dalam peresmian "Taman Kumbasari" tersebut, Wali Kota Rai Mantra didampingi Ketua Komisi III DPRD Kota Denpasar Eko Supriadi, dan perangkat daerah dilanjutkan penebaran benih ikan ke sungai tersebut

Wali Kota Rai Mantra mengatakan dalam penataan yang menjadikan sungai ini bersih juga merupakan sebuah konsep river walk atau tempat untuk berjalan di bantaran sungai. Sehingga diharapkan Sungai Badung menjadi tempat rekreasi dan berdampak ekonomi serta bisa mengedukasi masyarakat tentang kebersihan.

"Penataan Sungai Badung dengan konsep river walk tersebut sehingga ke depannya saya harapkan warga masyarakat dapat meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sehingga sungai itu dijaga agar bersih," ujarnya.

Ia mengatakan penataan Sungai Badung itu untuk menggugah masyarakat menjaga sungai agar tetap bersih dan tidak membuang sampah sembarangan. Program ini menjadi tujuan yang sama dengan program merevitalisasi pasar-pasar tradisional di Denpasar, guna memberikan dampak peningkatan karakter masyarakat yang juga akan berdampak ekonomi kerakyatan.

Menurut Rai Mantra penataan sungai ini tidak saja merubah Sungai Badung agar terlihat lebih mempesona, namun menjadikan sungai bisa dijadikan sesuatu yang memiliki potensi, seperti di Sungai (Tukad) Bindu dan Loloan yang sekarang menjadi sebuah potensi baru dan menjadi daya tarik tersendiri.

Dikatakan, ke depannya penataan sungai di Denpasar akan terus dilakukan dengan memperhatikan seluruh aliran sungai yang memungkinkan untuk ditata kembali. Jika memungkinkan akan dikembangkan sebuah transportasi sungai seperti perahu-perahu kecil untuk lebih memudahkan transportasi rekreasi, serta memudahkan masyarakat untuk ke pasar-pasar tradisional yang terhubung dengan sungai.

"Jadi keberadaan river walk ini bisa digunakan sebagai potensi air di segala aspek, baik itu ekonomi, edukasi, transportasi maupun kesehatan, dan menjadikan sesuatu yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai," ucap Rai Mantra.

Sementara itu, Plt. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Denpasar Nyoman Ngurah Jimmy Sidarta mengatakan penataan bantaran sungai pada intinya untuk bisa mengubah perilaku warga masyarakat yang menganggap sungai sebagai tempat pembuangan sampah.

Dengan penataan ini diharapkan warga tidak lagi membuang sampah ke sungai, serta dengan tertatanya bantaran sungai, masyarakat bisa memanfaatkan untuk kegiatan yang positif. Misalnya melakukan rekreasi di pinggir sungai, serta kegiatan interaksi lainnya, seperi memancing, berjalan kaki (jogging), serta tempat swafoto (ber-selfie) yang kini menjadi tren di kalangan anak muda.

Pengerjaan proyek ini telah dilakukan sejak 22 Juni 2017 dan rampung pada akhir Desember 2017. Penataannya meliputi sisi kanan dan kiri sungai dipasangi paving kombinasi batu sikat.

"Program ini dimulai dari jembatan di Jalan Gajah Mada Denpasar sepanjang 120 meter ke selatan. Program penataan ini akan berlanjut tahun ini dengan menata ke selatan hingga jembatan Jalan Hasanudin," kata Jimmy Sidarta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement