Selasa 30 Jan 2018 08:22 WIB

Pentingnya Vaksin Influenza Bagi Penderita Sakit Jantung

Risiko serangan jantung meningkat pada pekan pertama setelah terkena flu.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Vaksin influenza.
Foto: Flickr
Vaksin influenza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Flu bisa menjadi penyakit serius, bahkan meningkatkan risiko serangan jantung. Ini merupakan studi terbaru hasil penelitian Dokter Jeff Kwong, ilmuwan senior di Institute for Clinitative Evaluative Sciences, sebuah organisasi riset nirlaba di Ontario yang berfokus pada masalah perawatan kesehatan.

"Orang yang berisiko terkena penyakit jantung harus berhati-hati dalam mencegah infeksi saluran pernapasan, terutama influenza dengan cara rajin mencuci tangan juga vaksinasi," kata Kwong, dilansir dari Live Science, Selasa (30/1).

Studi tersebut menemukan risiko serangan jantung enam kali lebih tinggi pada pekan pertama setelah seseorang didiagnosis flu. Temuan ini menyoroti pentingnya seseorang mendapatkan vaksin influenza untuk mencegah risiko tersebut.

Asosiasi Jantung Amerika (AHA) menyebutkan orang yang berisiko terkena penyakit jantung termasuk di dalamnya orang dengan tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, perokok aktif, memiliki riwayat keluarga berpenyakit jantung, atau berusia 65 tahun ke atas. Penelitian ini dipublikasikan 24 Januari 2018 di New England Journal of Medicine.

Dalam studi ini, peneliti menganalisis informasi lebih dari 20 ribu orang dewasa berusia 35 tahun ke atas di Ontario. Mereka didiagnosis flu berdasarkan cek laboratorium sepanjang 2009-2014. Dari jumlah tersebut, 332 pasien sempat dirawat di rumah sakit karena serangan jantung. Separuh pasien menderita diabetes, 40 persen memiliki kadar lemak (lipid) tinggi dalam darah, dan 85 persen bertekanan darah tinggi.

Peneliti kemudian melihat tingkat serangan jantung selama tujuh hari pertama pasien terkena flu, disebut interval risiko. Hasilnya dibandingkan dengan tingkat serangan jantung sepanjang tahun atau tahun-tahun setelah interval risiko, yang kemudian disebut interval kontrol.

Hasilnya? Peneliti menemukan selama interval risiko atau saat pasien menderita flu, ada 20 pasien dirawat inap setiap pekannya karena serangan jantung. Hasil berbeda ditunjukkan dalam periode interval kontrol, atau ketika pasien telah mendapat perawatan di rumah sakit -termasuk suntikan vaksin influensa- hanya tiga pasien yang dirawat inap per pekan.

"Temuan kami ini mendukung dunia internasional menganjurkan vaksin influensa pada mereka yang berisiko tinggi terkena serangan jantung," kata Kwong.

Risiko serangan jantung karena flu semakin tinggi pada mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Mereka terinfeksi jenis virus flu yang disebut influensa-B.

Mengapa flu bisa meningkatkan risiko serangan jantung? Pertama, melalui peradangan yang disebabkan respons kekebalan tubuh terhadap virus yang kemudian membuat plak di dalam pembuluh darah sehingga alirannya tidak stabil. Ini akhirnya menyebabkan penyumbatan arteri, menurut Harvard Health Blog.

Kedua, ketika seseorang terkena flu, jantung bekerja lebih keras memompa darah ke paru-paru. Ini bisa meningkatkan tekanan pada jantung, menurut AHA.

Peneliti menggarisbawahi mereka hanya melibatkan pasien yang penyakit jantungnya menengah dan dirawat di rumah sakit. Kondisi untuk pasien dengan infeksi ringan dan berisiko tinggi serangan jantung masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement