Selasa 30 Jan 2018 00:50 WIB

Cara Jelaskan Perpisahan Orang Tua pada Anak

Perhatikan emosi anak.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Perceraian (Ilustrasi)
Foto: The Guardian
Perceraian (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Topik ini cukup sulit dan emosional ketika orang tua harus mendiskusikannya dengan anak. Ini harus dilakukan, namun, kapan dan bagaimana caranya?

Berikut adalah tips untuk menjelaskan perpisahan orang tua atau perceraian kepada anak, dilansir dari Reader's Digest, Senin (29/1).

1. Susun rencana lengkap

Psikoterapis dan penulis 'The A to Z Guide to Raising Happy, Confident Kids,' Jenn Mann mengatakan kesalahan paling umum yang dilakukan pasangan hendak berpisah adalah terlalu cepat memberitahukan kabar tersebut kepada anak.

Anak-anak tidak boleh terlibat dalam proses, pengambilan keputusan, atau konflik yang dihadapi pasangan yang akan berpisah sampai itu resmi diajukan, dan rencana ke depannya tersusun pasti.

"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di depan. Anak-anak perlu diberitahukan segalanya secara lengkap dan spesifik. Sebaiknya orang tua memberi tahu semua anaknya bersamaan, tidak satu-satu," kata Mann.

2. Perhatikan emosi anak

Setelah memberi tahu anak, perhatikan emosinya, apa yang mereka katakan dan tidak katakan, bagaimana tingkah lakunya. Psikolog di Redgewood, Frank J Sileo mengatakan perilaku anak bisa lebih keras dari pada kata-kata. Meski kebanyakan anak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan setelah orang tua berpisah, ada juga yang tidak bisa, sehingga membutuhkan psikolog anak untuk membantu mereka melalui transisi sulit ini.

"Jika Anda melihat anak menangis, terus gelisah, depresi, prestasi di sekolah menurun, aktivitasnya berkurang, dan emosi mereka meledak di rumah atau sekolah, mungkin Anda membutuhkan bantuan profesional. Ini untuk mengurangi kesedihan, membuka perasaan dan pikiran, berkomunikasi, dan membantu mencegah masalah di depan," kata Sileo.

3. Komunikasi dengan guru anak

Anda mungkin juga perlu memberi tahu guru di sekolah tentang perpisahan Anda dan pasangan. Guru dapat membantu melaporkan setiap perubahan perilaku dan prestasi akademik anak.

"Jika Anda terbuka dengan guru di sekolah, mereka bisa merespons dengan tepat anak Anda di sekolah," kata Sileo.

4. Yakinkan anak perpisahan terjadi bukan karena mereka

Menurut Sileo, anak-anak biasanya mencari alasan mengapa orang tuanya berpisah. Mereka mungkin berpikir, "Jika saya tidak nakal, bisa lebih berprestasi di sekolah, jika saya tidak terus bertengkar dengan kakak atau adik di rumah, orang tua saya tak akan bercerai."

"Anak-anak secara alami bersifat egosentris dan berpikir perilaku atau pikiran mereka menyebabkan sebuah kejadian. Jagalah komunikasi dengan anak supaya tetap terbuka dan yakinkan mereka bahwa perceraian tersebut bukan karena alasan-alasan seperti itu," kata Sileo.

5. Jangan marah dan terbawa emosi atas sikap anak

Mann mengatakan anak-anak sebaiknya dibiarkan mengungkapkan emosi mereka ketika mendengar perpisahan orang tua. Biarkan mereka emosi, kecewa, atau marah kepada salah satu (ayah atau ibunya) akibat perpisahan ini. Anda tak perlu 'baper' atau terbawa perasaan melihat tingkah laku anak yang emosional.

6. Anak punyai intuisi

Anda tak perlu terkejut ketika anak memiliki firasat orang tuanya berpisah. Mann mengatakan anak bisa menyerap banyak hal yang terjadi di rumah tangga orang tuanya secara sadar dan tidak sadar.

"Tak jarang mereka tahu orang tuanya berpisah sebelum orang tuanya memberi tahu," kata Mann.

7. Pilih kata-kata dengan bijak

Jika Anda bercerai karena hal buruk, Mann menyarankankan Anda lebih bijak memilih kata-kata. Membiarkan anak mengetahui ada hal buruk dalam rumah tangga orang tuanya hanya menciptakan kemarahan dan kekesalan.

Anak-anak tidak menyadari rumitnya perpisahan. Mann menyarankan orang tua melindungi anak-anaknya dari alasan yang satu ini.

8. Carilah bantuan profesional

Jika Anda masih belum yakin bagaimana cara menjelaskan perpisahan kepada anak, berkonsultasilah dengan terapis hubungan. Anda bisa berbicara dengan profesional kesehatan mental dan mendapatkan saran untuk menghadapi reaksi anak, bagaimana, kapan, dan apa yang harus dikatakan kepada anak disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangannya.

"Orang tua harus menjalani terapi sendiri. Jangan membawa anak sampai urusan perpisahan selesai," kata Sileo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement