Senin 29 Jan 2018 05:06 WIB

Malam Waktu yang Berbahaya untuk 'Dieter', Kenapa?

Kecenderungan ini akan semakin besar jika seseorang sedang merasakan stres.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
Pelaku diet
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pelaku diet

REPUBLIKA.CO.ID, Waktu setelah matahari terbenam merupakan waktu tersulit untuk menjaga berat badan. Penelitian mengungkapkan bahwa orang-orang lebih mungkin makan berlebih di malam hari. Kecenderungan ini akan semakin besar jika seseorang sedang merasakan stres.

Hal ini diketahui melalui sebuah studi berskala kecil yang berfokus pada dua hormon. Kedua hormon tersebut adalah 'hormon lapar' ghrelin dan hormon yang berkaitan dengan rasa kenyang, peptide YY.

Seperti diungkapkan dalam International Journal of Obesity, tim peneliti melibatkan 32 peserta kegemukan dan obesitas berusia 18-50 tahun. Setengah dari peserta memiliki masalah tak berkesudahan dengan masalah makan berlebih dan didiagnosa dengan gangguan makan binge eating.

 

Baca juga: Timbangan Pintar Agar Diet Lebih Efektif

Selama penelitian para peserta diminta untuk berpuasa selama delapan jam terlebih dahulu. Setelah itu, para peserta diberikan makanan dalam bentuk cair sebesar 608 kalori pada jam 09.00 pagi atau 16.00 sore.

Dua jam setelah pemberian makan, para peserta dibuat tertekan dengan sengaja. Perasaan stres ini ditimbulkan dengan cara meminta para peserta menaruh tangan mereka di dalam ember berisi air dingin selama dua menit.

Setelah 30 menit, setiap peserta diberikan sajian buffet dengan beragam menu. Menu makanan yang disajikan meliputi pizza, keripik kentang, cookies dan permen berlapis cokelat.

Tim peneliti juga melakukan tes darah terhadap para peserta untuk mengetahui kadar hormon ghrelin dan peptide YY selama percobaan. Hasil tes darah menunjukkan bahwa hormon lapar atau ghrelin meningkat lebih tinggi di malam hari dibandingkan di pagi hari. Sebaliknya, hormon kenyang atau peptide YY menurun lebih banyak pada malam hari dibandingkan pagi hari.

Selain itu, tim peneliti juga melakukan tes stres pada para peserta. Hasil tes stres menunjukkan bahwa stres atau rasa tertekan membuat kadar ghrelin meningkat lebih tinggi. Akan tetapi peningkatan kadar ghrelin akibat stres hanya terjadi di malam hari.

"Malam merupakan waktu berisiko tinggi terhadap makan berlebih, khususnya jika Anda sedang stres dan rentan terhadap binge eating," ungkap ketua tim peneliti Susan Carnell seperti dilansir WebMD.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement