Ahad 28 Jan 2018 16:26 WIB

Kolesterol Tinggi Pengaruhi Perkembangan Kanker

Kondisi ini menyebabkan tumor bertumbuh lebih cepat.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
Kolesterol tinggi sebabkan kanker.
Foto: Newstoday
Kolesterol tinggi sebabkan kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, Sel kanker cenderung memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan sel sehat. Namun, selama ini belum diketahui apakah kolesterol memiliki peran dalam perkembangan kanker. Penelitian terbaru dari University of California memberi titik terang atas pertanyaan ini.

Hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Cell Stem Cell ini mengungkapkan bahwa peningkatan kadar kolesterol membuat poliferasi sel punca usus ikut meningkat. Kondisi ini menyebabkan tumor bertumbuh lebih cepat.

Penelitian ini dilakukan terhadap tikus-tikus percobaan dengan cara meningkatkan kadar kolesterol di dalam sel usus tikus. Peningkatan kadar kolesterol pada tikus percobaan dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui pola makan tinggi kolesterol dan melalui genetik.

Kedua cara peningkatan kadar kolesterol pada tikus ini memberi dampak yang sama. Sel punca pada usus tikus percobaan membelah diri dan memperbanyak diri jauh lebih cepat. Kondisi ini menyebabkan perluasan jaringan yang melapisi usus mereka sekaligus meningkatkan tingkat pertumbuhan tumor kolon.

"Hingga lebih dari 100 kali lipat (lebih tinggi)," terang peneliti sekaligus profesor di bidang patologi dan laboratorium medis, Peter Tontonoz seperti dilansir Medical News Today.

Tim peneliti menyimpulkan bahwa temuan mereka berhasil menyoroti hubungan antara perubahan bentuk fosfolipid dan biosintetis kolesterol dalam sel yang sebelumnya tidak diketahui. Hubungan di antara keduanya itulah yang meregulasi stabilitas produksi sel punca usus dan pembentukan tumor.

Tontonoz dan tim juga mengungkapkan bahwa sel punca usus merupakan sel yang menjadi asal dari tumor usus. Mereka juga mengatakan temuan mereka konsisten terhadap gagasan itu.

Tontonoz dan tim peneliti juga meyakini temuan baru ini dapat membuka jalan bagi pengembangan terapi baru untuk penyakit gastrointestinal. Salah satunya adalah kanker kolon atau kanker usus besar.

"Meski hubungan antara kolesterol amkanan dan kanker kolon cukup terlihat, belum ada yang menjelaskan mekanisme dibalik itu sebelumnya," terang Tontonoz.

Kolesterol pada dasarnya merupakan senyawa organik menyerupai lemak yang ada di semua sel tubuh dan kerap digunakan untuk beragam kebutuhan. Produksi vitamin D, hormon, senyawa yang mendukung proses pencernaan hingga pembentukan dinding sel menggunakan kolesterol dalam prosesnya.

Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk memproduksi sendiri kolesterol yang dibutuhkan oleh sel tubuh. Akan tetapi, tubuh juga bisa mendapatkan kolesterol melalui asupan yang berasal dari hewan, misalnya daging, telur, susu dan keju.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement