REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren bisnis penjualan modern produk barang maupun jasa kini telah banyak melibatkan sistem pemasaran digital. Namun, masih banyak masyarakat yang belum memahami bagaimana meraih sukses berbisnis lewat dunia maya tersebut. Padahal sistem tersebut apabila ditekuni dengan benar akan menjadi sumber penghasilan yang tanpa batas.
Menurut Andreas Agung, praktisi sistem pemasaran digital untuk sukses berbisnis lewat jejaring media sosial berbasis internet, seolah pelaku bisnis harus memenuhi sedikitnya tiga hal penting. Pertama, ia harus aktif menggunakan internet yang dibuktikan dengan memiliki sejenis kios atau lapak secara online. Hal itu bisa dibuktikan dengan membuat website resmi yang dikelola dengan serius.
Kedua, pebisnis juga harus menyajikan beragam informasi penting terkait bisnisnya melalui media sosial seperti facebook, Istragram maupun you tube. Informasi juga disampaikan secara teratur sehingga senantiasa ada informasi baru bagi pembaca yang singgah membaca media sosial miliknya. Penyampaian informasi secara berkala merupakan jaminan keseriusan dalam berbisnis lewat media sosial.
Informasi yang selalu baru tersebut akan mampu mencegat pembaca media sosial. "Kita bisa cegat mereka karena pengunjung yang tinggi akan menjadi daya tarik," katanya di sela diskusi digital marketing bagi pelaku bisnis UMKM, Rabu (24/1).
Langkah ketiga adalah jangan lupa menjalin relasi dengan pelanggan atau calon pelanggan. Mintalah nama, alamat atau nomor kontak yang bisa dihubungi, termasuk ucapan selamat saat hari raya ataupun ulang tahun. Diharapkan pelanggan puas sehingga mereka akan memesan produk yang sama lagi. "Posting harus dalam jumlah besar setiap hari, jangan cari kesempurnaan, banjiri website dengan banyak informasi menarik," kata Andre.
Adi Wahyudi Putra, Head of Seller Acquisition Lazada indonesia menilai kalangan pebisnis UMKM belum banyak yang memaksimalkan digital marketing dalam memasarkan produk mereka. Selain pemahaman yang masih belum merata, kemampuan menjaga kualitas barang yang dijual juga menjadi kendala. "Sering kali barang yang dipajang di foto tidak sesuai aslinya saat tiba di tangan konsumen," katanya.
Sanggam Sitorus Chief Business Development Officer, PT Permata Sakti Mandiri menilai hal serupa juga berlaku di bisnis properti. Pihaknya yang kini giat membangun apartemen Cimanggis City telah melakukan sistem pemasaran digital kepada masyarakat. "Selain hard selling kita juga melakukan soft selling karena masyarakat juga perlu edukasi untuk lebih paham bisnis properti," katanya.