REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desainer senior Inez Mardiana mendapat kesempatan memamerkan karyanya di Museum Tekstil Jakarta, Sabtu (13/1). Pameran tersebut dilakukan bertepatan dengan perayaan ulang tahun Inez ke-70, serta 35 tahun kiprahnya di dunia tren busana kebaya Tanah Air. Karya Inez dipajang untuk mengingatkan kembali para generasi muda terhadap model kebaya konvensional atau kebaya encim.
"Saya berharap kebaya bordir tidak dilupakan," ujar Inez pada saat peluncuran buku Warisan Busana yang juga diperkenalkan pada publik dalam acara pameran tersebut.
Perempuan yang merayakan ulang tahun ke-70 tersebut tahun ini mempunyai harapan agar generasi penerus Indonesia tetap menyukai kebaya bordir. Ia sadar bahwa keberadaan kebaya modern memang banyak disukai perempuan muda. Meski demikian, Inez tetap semangat berkarya diusianya yang tak lagi muda.
Kebaya encim
Salah satu kebaya yang diusung dalam pameran tersebut, yakni motif wayang. Motif tersebut merupakan desain pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menjadi bordir pada kebaya.
Bahkan motif wayang telah mendapatkan Rekor MURI sebagai kebaya bermotif wayang pertama di Indonesia. Inez merupakan desainer bordir kebaya yang memulai karir sejak tahun 80-an. Kemudian pada 1986 silam ia mendirikan label bordir kebaya bernama Jasmine Teas.
Selain motif wayang, beberapa kebaya lain juga menampilkan motif ondel-ondel, penari topeng, si pitung, barongsai, pengantin betawi, dan bunga kacapiring. Kebaya juga diperkenalkan dalam bentuk peragaan busana oleh para model yang berasal dari pencinta dan kolektor kebaya bordir klasik. Koleksi kebaya bordir juga dituangkan Inez pada bukunya, dan bisa dibeli di toko buku seharga Rp 500 ribu.
Advertisement