Senin 25 Dec 2017 00:18 WIB

Melebihi Anggaran, Sekuel Mad Max Tertunda

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Mad Max: Road To Fury
Foto: ist
Mad Max: Road To Fury

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Kesuksesan Mad Max: Fury Road membuka pintu baru untuk film berikutnya. Hanya saja, pengerjaan film tersebut mesti tertunda karena melebihi anggaran terlalu besar sehingga terjadi konflik dengan Warner Bros.

Setelah kesuksesan yang tidak terduga, sutradara George Miller telah mengungkapkan memiliki dua naskah baru yang siap. Tom Hardy pun terikat untuk kembali ke waralaba sebagai pemeran utama.

Film sekuel tersebut telah menghabiskan biaya produksi hingga 157 juta dolar dan mendorong penambahan tujuh juta dolar. Sebab kondisi tersebut, sutradara mesti mencari dana lebih untuk menutupi pengeluaran yang tidak terduga.

Sementara itu, Warner Bros mengklaim, produksi melampaui anggaran, sehingga membuat mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bonus. Perusahaan Miller berpendapat, studio tersebut membuat serangkaian keputusan yang menyebabkan perubahan dan penundaan produksi.

Laporan Digitalspy menyatakan, Kennedy Miller Mitchell perusahaan pembuat Mad Max: Fury Road akan diberikan kesempatan untuk membiayai proyek tersebut jika Warner Bros mencari kesepakatan dengan calon pemodal baru. Perusahaan Miller berpendapat bahwa Warner Bros melanggar kesepakatan tersebut dengan mengadakan kesepakatan dengan RatPac Entertainment

"Setelah semua kerja keras dan kesuksesan film tersebut, studio tersebut gagal menghormati kewajibannya. Sederhananya, kami berutang penghasilan besar untuk kerja keras dan telaten yang membentang lebih dari 10 tahun dalam pembangunan. naskah dan persiapan dan tiga tahun produksi film," kata Miller dan rekannya Doug Mitchell dalam sebuah pernyataan.

Keputusan menggarap bersama Warner Bros teah dipilih, hanya saja studio setelah lebih dari satu tahun ternyata tidak terjadi penyelesaian masalah. Untuk segera menyelesaikannya, mereka mencoba meminta bantuan hukum. Sedangkan Warner Bros telah menyatakan jika mereka tidak setuju dan menolak klaim tersebut

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement