Senin 04 Dec 2017 03:51 WIB

Riri Riza: Film Regional Kembangkan Potensi Lokal

Supervisor Penjurian FFI, Riri Riza
Foto: ROL/Abdul Kodir
Supervisor Penjurian FFI, Riri Riza

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sineas terkemuka Indonesia, Riri Riza menyatakan keberadaan film regional dapat mengembangkan potensi yang dimiliki daerah masing-masing seperti bakat menjadi produser, sutradara, penulis skenario dan pemain film.

"Potensi itu dapat tergali melalui keberadaan film regional, semakin banyak produksi film itu tentu akan banyak sineas baru lahir dari Sumbar," katanya saat menjadi narasumber dalam kegiatan diskusi yang dibuat oleh Andalas Film Exhibition (AFE) di Padang, Ahad (3/12).

Film regional merupakan film yang mulai dari ide ceritanya, kru produksinya dan pasarnya berasal dari daerah itu sendiri. Hal ini berbeda dengan film "Laskar Pelangi", meskipun mengangkat kehidupan warga Belitong, seluruh kru dan tim datang dari Jakarta untuk membuat film ini sehingga ini bukan film regional.

Salah satu film regional Sumbar yang menarik adalah "Surau dan Silek. Keberhasilan film ini hendaknya diikuti dengan workshop  penulisan skenario, produser dan produksi film sehingga kualitas dari waktu ke waktu semakin meningkat.

"Saya yakin Sumbar memiliki sumber daya untuk melahirkan sineas andal, namun salah satu tantangan film regional adalah profesionalitas dalam menghasilkan karya. Apabila karya itu lahir dengan profesional maka akan memberikan kualitas yang bagus," jelas dia.

Agar kualitas film tetap terjaga maka di suatu daerah harus menghidupkan komunitas film, komunitas ini akan berdiskusi tentang film-film regional yang telah diproduksi. "Komunitas inilah yang akan menjaga kualitas film regional maupun nasional yang hadir di tengah masyarakat," kata dia.

Sementara Sineas Sumbar, S Metron Mardison menyatakan Sumbar memiliki modal yang bagus untuk memproduksi film regional dalam jumlah banyak karena jumlah masyarakat yang akan menonton banyak.

"Data BPS jumlah penduduk Sumbar adalah sebanyak 4,2 juta jiwa namun yang berada di perantauan dapat mencapai tiga kali lipat jumlah itu, sehingga potensi film regional Sumbar memiliki jumlah pasar yang banyak," kata dia.

Selain itu sejak dahulu kala orang Minangkabau suka menonton film, hal ini juga menjadi modal kuat bagi para sineas Sumbar menghasilkan karya terbaik. "Tantangan terbesarnya adalah bagaimana meyakinkan investor untuk mendanai produksi film sehingga mereka memiliki kepercayaan film yang dibuat oleh orang lokal juga bersaing di tingkat nasional bahkan internasional," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement