REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fade2Black mengusung beragam tema dalam album perdananya, Tabik!, yang dirilis Rabu (29/11). Grup musik hip-hop itu mendedikasikan salah satu lagu untuk pelestarian orang utan.
Tembang berjudul "Tangan dan Mata" bercerita tentang dua orang utan yang diadopsi Fade2Black pada 2014. Primata bernama Kopral dan Shelton itu memiliki cacat permanen yang mana salah satunya buta dan salah satunya tidak memiliki tangan.
"Mereka berdua sangat unik, sudah kayak satu individu, selalu ke mana-mana bersama, saling melengkapi tangan dan mata satu sama lain," ujar Ardaninggar Nazir alias Santoz.
Istilah 'mengadopsi' yang dimaksud bukan memelihara tetapi berdonasi untuk upaya pelepasliaran orang utan ke alam bebas. Sejak 2014, Fade2Black terlibat kampanye dengan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) yang bergerak dalam upaya pelestarian orang utan.
Kelompok musik yang terdiri dari Titz, Santoz, Lezzano, dan Nizto itu amat mendukung upaya BOSF 'meliarkan' kembali orang utan yang menjadi korban perburuan, terluka, atau tak sengaja dipelihara warga. Setelah orang utan kembali liar, BOSF mengembalikan mereka ke habitatnya di Sumatra dan Kalimantan.
Tito Budidwinanto alias Titz mengatakan lagu "Tangan dan Mata" menjadi ekspresi Fade2Black untuk mengajak masyarakat Indonesia semakin peduli terhadap keberlangsungan hidup orang utan. Apalagi, primata endemik Indonesia yang DNA-nya 98 persen sama dengan manusia itu berstatus konservasi terancam.
"Lagunya lumayan emosional, mengingat fakta bahwa orang utan seolah enggak punya hak hidup di sini. Tugas kami kasih tahu ke teman-teman manusia soal ini. Save orang utan, save hutan, save hidup," kata Titz.