Senin 13 Nov 2017 17:55 WIB

Belanja Cerdas dengan Tas Preloved Branded

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Penggemar tas bermerek bisa menjual lagi koleksinya ke pedagang preloved branded untuk mendapatkan harga yang tak terlalu jauh dari ketika membelinya dulu.
Foto: AP
Penggemar tas bermerek bisa menjual lagi koleksinya ke pedagang preloved branded untuk mendapatkan harga yang tak terlalu jauh dari ketika membelinya dulu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengenakan barang yang dulu dimiliki orang lain bukan hal yang tabu dalam dunia mode. Apalagi jika barang yang dimaksud adalah tas bermerek dengan harga selangit.

Tren mengenakan tas bermerek bekas pakai pun masih eksis hingga kini. Sadar potensi bisnis preloved branded ini cukup besar, banyak pelaku usaha yang berminat menggelutinya. Salah satunya adalah Marissa Tumbuan.

Ia menjelaskan prelove branded adalah barang yang pernah dimiliki orang lain. Bukan berarti dijual dalam kondisi jelek atau sudah tidak bisa dipakai. "Mungkin saja keinginan pemilik berubah. Tadinya suka tas oranye dan tas besar, ketika usia bertambah, enggak kuat bawa tas besar. Ganti keinginan untuk memiliki tas kecil-kecil saja. Atau bulan ini ingin tas terang, tiba-tiba bulan depan mau tas lebih monokrom. Bukan berarti preloved adalah barang-barang yang sudah tidak dipakai," jelasnya, kepada wartawan belum lama ini.

Konsep menjual barang preloved branded tidak sama dengan garage sale. Barang yang dijual di garage umumnya diharga lebih murah karena faktor ingin disingkirkan dari rumah. Sedangkan preloved branded memiliki nilai jual yang masih tinggi, sehingga harganya tidak bisa dibilang murah.

"Bisa saja model baru keluar. Baru dibeli tiba-tiba berubah keinginan. Model juga masih baru," katanya.

Menurutnya, di Indonesia pasar jual beli barang preloved besar. Tidak hanya Indonesia, Malaysia dan Singapura bahkan Amerika memiliki banyak peminat barang preloved. "Penduduk Indonesia lebih banyak. Tidak hanya Jakarta. Pasar preloved tidak hanya di Jakarta tapi juga di luar kota. Pemilik yang menitip tas ke kita banyak dari luar kota. Pasar dan sumbernya besar di Indonesia. Lebih banyak model dan barang yang kita bisa dijualbelikan," tambahnya.

Tren preloved menurut Marisa tidak hanya di Indonesia. Di luar negeri permintaan untuk barang bermerek bekas pakai juga tinggi.

Marissa mengatakan menjual barang bermerek bisa menjadi cara cerdas mengatur dana belanja. "Second branded item didapat kondisi baik bagus tidak ketinggalan zaman dengan harga jauh lebih terjangkau. Orang yang sudah bosan dengan koleksinya  bisa menitip ke seller. Pintar-pintarnya saja. Daripada disimpan rusak jamuran, dicairkan menjadi dana yang bisa untuk belanja lagi."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement