REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Indonesia Arifin Putra menginginkan masyarakat peduli dengan dugong dan lamun atau rumput yang tumbuh di laut yang menjadi makanan bagi dugong.
Saat ini dugong masih diburu hidup-hidup dan dagingnya dikonsumsi, padahal hewan mamalia laut ini telah dilindungi pemerintah lewat Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
"Kalau kita datang ke tempat wisata jangan banyak-banyak membawa plastik, beli makanan di tempat yang kita kunjungi. Kalau kita tidak membawa banyak plastik maka kita tidak menghasilkan banyak sampah plastik," kata Arifin saat ikut menanam lamun di Pulau Pari, Jakarta, Selasa (2/11).
Pria yang baru dinobatkan sebagai Duta Dugong untuk Kampanye Konservasi Dugong dan Lamun Indonesia itu juga meminta masyarakat tidak mengambil air mata dugong dan tidak membili bahan-bahan dari dugong.
Dia pun meminta masyarakat untuk tidak menghancurkan lamun yang menjadi makanan dan tempat hidup beberapa jenis ikan di laut. "Lamun adalah rumah untuk para ikan dan makanan bagi dugong, kita tidak boleh menghancurkan rumah keluarga kita sendiri, kita harus menjaga itu," kata Arifin yang lahir 1 Mei 1987.
Semua makhluk di dunia adalah keluarga. Sebagai anggota keluarga yang sedang khawatir dengan keadaan bumi, dia harus melakukan intervensi.
"Kita semua punya satu ibu, yaitu bumi. Saat ini bumi kita sedang kelelahan, sedang memiliki masalah, salah satu masalahnya adalah dugong dan lamun. Maka, aku di sini untuk menggaungkan usaha konvservasi dugong dan lamun," kata aktor yang pernah bermain di film The Raid 2.
Menurut data dari sebanyak 1.507 km2 luas padang lamun di Indonesia, hanya lima persen tergolong sehat, 80 persen kurang sehat dan 15 persen tidak sehat. Sebagai manusia sudah, lanjut dia, selayaknya hidup apa adanya, sesederhana mungkin karena manusia lebih membutuhkan bumi daripada bumi yang membutuhkan manusia.