Rabu 01 Nov 2017 16:03 WIB

Malam Turunnya Bidadari untuk Kahiyang Ayu

Rep: Andrian Saputra/ Red: Indira Rezkisari
Kahiyang Ayu
Foto: Antara
Kahiyang Ayu

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebelum akad nikah, putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu, akan menjalani sejumlah rangkaian upacara adat khas Jawa. Salah satunya yakni prosesi midodareni yang akan berlangsung pada Selasa (7/11) malam.

Tradisi adat Jawa yang satu ini dijalankan usai kedua calon pengantin melakoni prosesi siraman pada pagi harinya. Pambiwara atau pembawa acara midodareni jelang pernikahan Kahiyang dengan Bobby A Nasution, Widiarsih Suranto, menjelaskan kisah dan makna di balik prosesi tersebut. Konon, pada malam jelang pernikahan berlangsung, sejumlah bidadari turun untuk memberikan restu kepada kedua pasangan itu. Pada malam itulah, dilaksanakan acara seserahan sekaligus pengikat.

"(Sewaktu) dulu pernah dilamar, tapi pada malam midodareni ini sekaligus penyerahan lamaran namanya peningset artinya mengencangkan, dulu hanya nembung (bertemu) sekarang disingseti," kata Widiarsih, Rabu (1/11).

Pada prosesi midodareni ini, mempelai pria datang ke rumah mempelai wanita denggan membawa sejumlah bingkisan atau seserahan. Pada malam ini, mempelai pria dituntut dapat menjawab pertanyaan dari orang tua mempelai wanita tentang keseriusan untuk berumah tangga.

 

Di prosesi midodareni, kata Widiarsih, ada acara tumuruning kembar mayang atau upaya menebus atau mendapatkan sepasang rangkaian bunga. Pada acara ini utusan Suroyo Jati atau utusan mempelai pria yang bermaksud mencari kembar mayang bertemu dengan Ki Wasito Jati atau tokoh dari pihak mempelai perempuan. Dalam pertemuan tersebut, keduanya berdialog.

"Kemudian dalam dialog itu kembar mayang boleh dipinjam tapi tak boleh dibeli. Ini bisa lama kalau komplit tapi bisa mungkin nanti ringkas," katanya.

Tumuring kembar mayang sendiri, kata Widiarsih memiliki makna yakni upaya untuk menyamakan cita-cita dan tujuan kedua mempelai dalam menjalani bahtera rumah tangga. Kembar mayang yang sudah diperoleh, jelas dia, nantinya akan ditebar di persimpangan jalan.

Pada malam midodareni, kata dia, terdapat pula catur wedo. Yakni orang tua perempuan, memberikan petuah-petuah bijak pada calon menantunya. Petuah tersebut terdiri dari empat butir yang diiringi dengan syair dandang gulo dua pupuh.

"Saya berharap semoga nanti berjalan lancar tak ada halangan apapun," pungkasnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement