REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO -- Pada November ini Sumatera Barat (Sumbar) akan banyak menggelar event bertaraf Internasional. Tidak hanya Tour de Singkarak yang akan digelar pada 18 hingga 26 November, perhelatan Sawahlunto Internasional Music Festival (SIMFes) 2017 juga akan digelar pada 4 hingga 5 November 2017 mendatang.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti mengatakan, Sawahlunto International Music Festival merupakan gelaran kesenian yang dijadikan wadah untuk menuangkan ide-ide kreasi tanpa batas, dalam dunia musik bagi seniman dan musisi. Festival ini mampu memperlihatkan keragaman musik dari berbagai etnik dunia, sehingga dapat mengembangkan dialog budaya antar bangsa berdasarkan semangat bhineka.
“SIMFest juga merupakan perpaduan Heritage City yang indah, musik yang bergelora dan kehangatan interaksi antara musisi dan penonton yang membuat SIMFes selalu ditunggu dan dipadati penikmat musik setiap tahunnya,” ucap Esthy yang didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Wawan Gunawan di Jakarta, Rabu (25/10).
Esthy juga mengatakan, SIMfes siap menyajikan perpaduan musik komposisi etnik, modern dan kontemporer di Kota Sawahlunto. Berbagai pengisi acara dari dalam dan luar negeri juga siap unjuk gigi di event yang sudah kali kedelapan diselenggarakan ini.
“Musisi-musisi terbaik dari dalam dan luar negeri seperti Oktivi Ansambel Music, Lalang, Daood Debu, Sisir Tanah, Hototoska, Adien Lopez, The Cigarman Blues, Jesse Lesse, On and On, Diskopantera dan Sawahlunto New Ansamble,” ujar Esthy yang diamini Wawan.
Wawan menambahkan, SIMFest kali ini akan bertemakan Fullmoon Heritage Wonderlanl. SIMFes tahun ini akan memberikan sensasi lain untuk menikmati pagelaran musik. Selain sebagai pertunjukan musik etnik dunia, event ini juga menyuguhkan fenomena alam bulan purnama terbesar di tahun 2017 yang dapat dinikmati oleh para pengunjung yang dipusatkan di Lapangan Segitiga Kota Sawahlunto.
“Acara ini bertujuan untuk menjadi wadah komunikasi dan kolaborasi antar budaya dan antar benua. Serta mencintai kearifan Kota Tambang Batu Bara menuju Kota Warisan Dunia dan meningkatkan apresiasi terhadap musik etnik kontemporer di tanah air,” katanya.
Selain menikmati pertunjukan Musik, lanjut Wawan, pengunjung SIMFes juga akan dilibatkan dengan berbagai kegiatan dalam program Zero Waste atau kampanye bebas sampah dengan melibatkan siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai penggerak di program ini dan akan diikuti oleh komunitas komunitas serta pengunjung.
“Juga akan ada workshop musik yang bersifat edukasi dan transfer knowledge. Akan dikemas ke dalam bentuk workshop dengan pemateri dari musisi SIMFes yaitu Daood Debu dengan materi perkusi khas Turki Darabuka dan juga Materi Perkusi khas Flamenco Spanyol,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga sepakat dengan deputinya untuk medukung SIMFest 2017. Menurutnya SIMfest dapat mendorong perkembangan Kota Sawahlunto sebagai kota wisata sejarah dan budaya. Serta terciptanya multiplayer effect perekonomian.
“Sejak SIMFes di laksanakan tahun 2010, berbagai musisi dunia telah tampil menyemarakan panggung musik tahunan ini. Mulai dari sejumlah negara di Afrika seperti Sinegal dan Abijan, juga ada dari Mexico, Hawai, Mongolia, Taiwan, Malaysia dan sejumlah musisi terkemuka dari Indonesia. Selamat dan sukses untuk acara SIMFest 2017,” ucap Menteri Pariwisata Arief Yahya.