Kamis 26 Oct 2017 10:25 WIB

4 Masalah Kulit Wanita Indonesia yang Paling Umum

Rep: MGROL 99/ Red: Indira Rezkisari
Wanita Indonesia umumnya mengeluhkan warna kulitnya yang tidak merata, di samping beberapa keluhan lain.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wanita Indonesia umumnya mengeluhkan warna kulitnya yang tidak merata, di samping beberapa keluhan lain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kulit merupakan salah satu bagian tubuh yang paling dominan. Kulit yang sehat tentunya penting untuk penampilan. Indonesia yang beriklim tropis membuat permasalah kulit sering muncul akibat paparan sinar matahari.

Dokter Reisa Broto Asmoro menjelaskan, kulit berfungsi sebagai pelindung, pengatur suhu, persepsi sensor, absorpsi atau penyerapan, serta sintesis vitamin D. Penggunaan produk kecantikan yang mengandung bahan kimia berbahaya, stres, ataupun polusi udara bisa memicu kerusakan kulit pada manusia.

Permasalah kulit yang sering terjadi di sini adalah uneven skin tone atau warna kulit tidak merata. Ini disebabkan karena banyak orang yang beraktivitas di luar ruangan ditambah dengan menggunakan pakaian yang tidak menutup bagian tubuh secara keseluruhan.

“Paling banyak pasien biasanya datang untuk memutihkan kulit dan meratakan warna kulit karena kulit yang putih masih menjadi idaman, di tengah tren penggelapan warna kulit,” ujarnya.

Menurut sang dokter, selain problem warna kulit yang tidak merata masih ada beberapa masalah terkait kulit yang paling banyak dialami wanita Indonesia.

Flek hitam

Flek hitam disebabkan polusi dan juga seringnya kulit terkena sinar ultra violet dari matahari. Dokter Reisa juga menambahkan, walaupun dalam konsisi mendung, sinar UV akan tetap ada dan jika tanpa proteksi diri akan menyebabkan pemasalahan kulit seperti flek hitam.

Strecth marks

Strecth marks adalah kondisi kulit yang mengalami perpecahan atau pecahnya kulit. Misalkan kulit tidak meregang sempurna. Ketika kulit dipaksa untuk elastis sedemikian cepat tapi sel-sel kulit belum siap terbentuk dengan sempurna sehingga ada bagian kulit yang pecah dan terlihat lebih tipis.

“Ini bisa terjadi pada ibu hamil perutnya membesar, atau kita gemuk secara tiba-tiba, maka kulit akan elastis, jika sel-sel kulit baru sudah terbentuk maka tidak akan terjadi strecth marks,” ungkap dr. Reisa.

Ganguan kulit karena hormon

Permasalah kulit karena hormon ini bermacam macam. Ada perubahan hormon karena hamil atau juga mentruasi. Tentu keduanya mengalami masalah kulit yang berbeda.

Pada saat mentruasi tubuh akan mengalami fluktuasi hormon.  Perubahan pergeseran hormon esterogen dan progesteron sangat signifikan. Hormon esterogen akan meningkat dan progesteronnya menurun. Hal tersebut bisa mengakibatkan kulit menjadi kering, tambah berminyak, kulit yang tiba tiba berjerawat, atau menjadi tiba tiba sensitif.

Sedangkan pada wanita hamil, hormon progesteron lah yang naik dan estrogennya turun. Kenaikan hormon progesteron ini menyebabkan tubuh harus merespons terhadap hal tersebut.

“Di mana kondisi ini, kulit yang biasanya berminyak bisa jadi tambah berminyak, yang kering tambah kering, yang berjerawat tambah berjerawat, dan tidak akan berhentinya selama panjang masa kehamilan.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement