REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perancang busana pria Australia Chris Ran Linakan berbagi panggung dengan dua desainer Indonesia lulusan Australia di salah satu acara fashion paling bergengsi, Jakarta Fashion Week.
Perancang yang tinggal di Melbourne ini akan memamerkan koleksi paling mutakhirnya di runway Kedutaan Besar Australia pada besok (21/10). Lin menggunakan pola-pola rajutan yang rumit untuk menghasilkan bahan rajutan yang sangat detail dan penjahitan wol yang penuh warna dan lembut, namun tetap maskulin.
Selain Lin, perancang busana Indonesia Jenahara Black Label dengan koleksi mewah kontemporer dan Monday to Sunday, yang menciptakan rancangan dengan kejutan unik dalam detil dan permainan potongan yang menghasilkan karya-karya yang beragam, akan menggelar koleksi terbaru mereka.
Desainer di belakang dua label ini, Jenahara Nasution dan Mellyun Xing telah berpartisipasi dalam kursus singkat kesiapan bisnis internasional untuk sektor tekstil dan fashion yang diselenggarakan oleh Australia Awards.
Australia Awards adalah program beasiswa bergengsi yang didanai oleh Pemerintah Australia. Beasiswa ini menawarkan peluang untuk belajar, riset, dan pengembangan profesional bagi para pemimpin generasi masa depan Indonesia.
Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia Bradley Armstrong mengatakan koleksi-koleksi yang dihadirkan merefleksikan kecanggihan dan kreativitas perancang Australia dan Indonesia. Para desainer ini berada pada pusaran tren fashion global dan sungguh mengembirakan bisa melihat koleksi-koleksi baru mereka di acara Jakarta Fashion Week, kata Armstrong dalam keterangan resmi yang diterima Republika hari ini (20/10).
Ini adalah tahun keempat perancang Australia tampil di Jakarta Fashion Week. Kolaborasi ini tidak hanya merefleksikan keberagaman hubungan dua negara tetapi juga pentingnya industri fesyen untuk kedua ekonomi.
Setiap tahun, industri fashion menyumbangkan12 miliar AUD untuk perekonomian Australia dan 15 miliar AUD untuk Indonesia. Industri fashion memberi lapangan pekerjaan bagi lebih dari 220 ribu warga Australia dan 4 juta WNI.