Kamis 12 Oct 2017 13:12 WIB

16 Cara Ilmiah Agar Mudah Disukai Orang (2)

Rep: Taufiq Alamsyah Nanda/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tersenyum bikin hidup lebih bahagia.
Foto: Dailymail
Tersenyum bikin hidup lebih bahagia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sulit untuk mengatakan dengan tepat alasan mengapa kita bisa menyukai seseorang. Para ilmuwan pun mencoba meneliti secara pasti faktor-faktor apa saja yang bisa menciptakan ketertarikan antarmanusia.

Setidaknya ada 16 cara yang secara ilmiah terbukti dapat membuat orang mudah tertarik terhadap diri kita. Pada artikel sebelumnya, sudah dijelaskan lima di antaranya. Yakni dengan meniru orang, meluangkan lebih banyak waktu, memuji orang lain, dan menampilkan emosi positif kepada orang lain.

 

Berikut lanjutan 16 cara ilmiah agar Anda mudah disukai orang seperti dikutip dari Time:

6. Ungkapkan kekurangan Anda

Menurut efek pratfall,  tingkat kesukaan orang terhadap Anda akan meningkat  setelah Anda membuat kesalahan. Namun dengan catatan, jika mereka yakin Anda adalah orang yang kompeten. Dengan menunjukkan bahwa Anda bukanlah orang yang sempurna, justru akan semakin membuat hubungan Anda dengan orang di sekitar semakin terikat lebih dalam lagi.

Peneliti dari Universitas Texas, pertama kali menemukan fenomena ini ketika mempelajari bagaimana kesalahan sederhana dapat mempengaruhi daya tarik yang dirasakan. Dia meminta siswa laki-laki  untuk menyaksikan rekaman orang yang sedang mengikuti kuis.

Ketika orang berhasil dengan baik dalam kuis namun menumpahkan kopi pada akhir wawancara, para siswa memberi nilai kesukaan lebih tinggi daripada saat mereka melakukannya dengan baik dalam kuis dan tidak menumpahkan kopi atau tidak melakukan kuis dengan baik dan menumpahkan kopi.

7. Saling berbagi pandangan yang sama

Menurut sebuah studi klasik oleh Theodore Newcomb, orang lebih tertarik dengan orang lain yang memiliki kesamaan pandangan dengan mereka. Hal tersebut dikenal sebagai efek kemiripan-ketertarikan (similarity-attraction).

Dalam eksperimennya, Newcomb mengamati sikap orang yang ia teliti terhadap topik kontroversial, seperti politik. Kemudian subyek penelitian ditempatkan di sebuah rumah untuk tinggal bersama.

Menjelang akhir masa tinggal mereka, subyek lebih menyukai teman serumah mereka saat mereka memiliki sikap yang sama mengenai topik terkait. Menariknya, sebuah studi yang lebih baru dari para periset di Universitas Virginia dan Universitas Washington  menemukan bahwa  Angkatan Udara AS merekrut orang yang memiliki kesamaan sifat negatif yang lebih banyak daripada kesamaan sifat positif.

8. Sentuh orang lain dengan lembut

Sentuhan subliminal terjadi saat Anda menyentuh seseorang dengan sangat halus sehingga mereka hampir tidak menyadarinya. Contoh umum adalah ketika Anda menyentuh pundak atau lengan mereka, sehingga membuat orang merasakan kehangatan terhadap diri Anda.

Dalam sebuah studi di Prancis, seorang pria berdiri di sudut jalan dan berbicara dengan wanita yang lewat. Dengan menyentuh lengan lawan bicara, pria tersebut membuktikan bahwa tingkat kesukaan orang akan lebih tinggi dibandingkan jika ia tidak melakukan sentuhan sama sekali. Percobaan di Universitas Mississippi mempelajari efek sentuhan terhadap tip restoran. Terbukti bahwa pelayan akan mendapatkan uang tip lebih besar jika ia memberikan sentuhan lembut kepada pelanggan restoran.

9. Tersenyumlah

Dalam sebuah studi di Universitas Wyoming, menunjukkan bahwa ketika membandingkan foto, orang tidak akan mempertimbangkan pose pada foto tersebut. Yang menjadi pertimbangan seseorang dalam menyukai sebuah foto adalah senyuman yang ada pada foto tersebut.

Baru-baru ini, periset di Universitas Stanford dan Universitas Duisburg-Essen menemukan bahwa siswa yang berinteraksi satu sama lain melalui avatar, merasa lebih positif saat avatar tersebut menampilkan senyuman yang lebih besar. Studi lain menyarankan agar kita memberikan tersenyum saat pertama kali bertemu seseorang. Hal tersebut membantu orang lain untuk lebih mengingat wajah kita.

10. Pandanglah orang lain sebagaimana mereka ingin dipandang

Orang ingin dianggap dengan cara yang sesuai dengan keyakinan mereka sendiri tentang diri mereka sendiri. Fenomena ini digambarkan sebagai teori self-verification. Kita semua mencari verifikasi terhadap pandangan tentang diri kita sendiri, baik itu positif atau negatif.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketika pandangan orang tentang kita sama dengan pandangan yang kita yakini, hubungan kita dengan orang tersebut akan lebih baik. Hal tersebut mungkin karena kita merasa dimengerti, salah satu komponen penting yang bisa meningkatkan keintiman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement