Senin 09 Oct 2017 16:34 WIB

Kemenpar Dorong Pembinaan dan Gerakan Sapta Pesona

Menteri Pariwisata Arief Yahya (kedua kiri) berbincang dengan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (kanan) saat meninjau Pura Besakih saat aktivitas Gunung Agung pada level awas di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Kamis (5/10).
Foto: Antara/Hendra
Menteri Pariwisata Arief Yahya (kedua kiri) berbincang dengan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (kanan) saat meninjau Pura Besakih saat aktivitas Gunung Agung pada level awas di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Kamis (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, 
PEKANBARU - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus mendorong pertumbuhan pariwisata mulai dari akar rumput. Salah satunya dengan melakukan Pembinaan dan Lomba Sapta Pesona kepada 120 orang masyarakat dan pelaku pariwisata Riau yang digelar di Hotel Aryaduta Pekanbaru, Riau, Sabtu (7/10).

Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Kemenpar Dadang Rizky Ratman mengatakan, Kemenpar tak ingin tampil seadanya dalam menyambut wisatawan. Setelah promosi besar-besaran digeber hingga level internasional, masyarakat juga perlu diperkuat kesiapannya. 
 

“Langkah ini bisa menciptakan community pariwisata yang kuat. Di situlah ekosistem industri pariwisata akan hidup lebih subur dan handal. Bupati dan Walikota di daerah, yang langsung berhubungan di depan dengan masyarakat, harus lebih banyak berperan untuk menciptakan sadar wisata di level yang paling dasar, masyarakat,” ujar Asdep Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenpar Dadang dampingi Oneng S Harini, di Pekanbaru, Sabtu (7/10).
 
Dadang menyebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya selalu menyampaikan, untuk Indonesia sektor pariwisata merupakan penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), Devisa dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah. Data World Travel Tourism Council (WWTC) dan World Bank 2016 menyebutkan, pariwisata menyumbangkan 10 persen devisa nasional, tertinggi di Asean.

 
"Pertumbuhan PDB pariwisata di atas rata-rata industri, dan sektor ini juga peringkat ke-4 penyumbang devisa nasional, yaitu sebesar 9,3 persen, dengan pertumbuhan devisa tertinggi 13 persen dengan biaya pemasaran hanya 2 persen dari proyeksi devisa," ujar Dadang. 
 
Sementara itu dari sisi SDM atau dibidang tenaga kerja, Oneng Setya Harini juga menuturkan, sektor pariwisata menyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan atau 8,4 persen. Lapangan kerja tumbuh 30 persen dalam lima tahun dan merupakan pencipta lapangan kerja termurah lima ribu dolar Amerika per satu pekerjaannya. 
 
Di sinilah peran masyarakat merupakan pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata. "Masyarakat lokal memiliki posisi dan peran penting dalam proses pengembangan serta memiliki hak dan kesempatan untuk turut ambil bagian sebagai penerima manfaat atau pelaku usaha kepariwisataan di daerahnya," tutur Asdep Oneng Setya Harini.
 
Kekayaan adat, tradisi dan budaya merupakan aset dan daya tarik kepariwisataan dan masyarakat lokal merupakan tuan rumah bagi wisatawan yang berkunjung ke daerahnya. 
 
Untuk itu, lanjut Oneng, pihaknya berharap melaui pembinaan dan lomba sapta pesona ini, dapat meningkatan dan pembinaan sadar wisata, serta pengembangan pariwisata kepada masyarakat. Sehingga dapat menjadi tuan rumah yang baik, meningkatkan citra mutu produk serta pelayanan dan penerapan sapta pesona dalam kehidupan sehari-hari.
 
“Ini sekaligus ajang apresiasi terhadap kelompok Sadar Wisata yang ikut mengembangkan pariwisata,” katanya.
 
Hal ini juga ikut dikomentari Menpar Arief Yahya. Menurutnya, Pembinaan dan Lomba Sapta Pesona merupakan satu di antara 10 program prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sebagai upaya meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia di ranah persaingan global.
 
Yang perlu dicatat, gerakan ini sudah terbukti mampu memperbaiki kelemahan pada unsur safety and security, health and hygiene, ICT readiness, enviromental sustainability, maupun tourist service infrastructure
 
“Karena ini terus diperbaiki, indeks daya saing pariwisata Indonesia terus naik. Pada 2014 berada di ranking 70, tahun 2015 meningkat di ranking 50. Dan tahun ini jadi 42. Semua kekurangan kita akan terus diperbaiki karena wisatawan dunia akan memilih berlibur ke destinasi yang memiliki ranking bagus dengan pertimbangan karena akan lebih nyaman,” kata Arief Yahya.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement