Senin 09 Oct 2017 15:48 WIB

Duet Si Burung Camar dengan Ikmal Tobing Hangatkan Ijen Jazz

Salah satu program wisata Banyuwangi, Jazz Ijen Banyuwangi.
Foto: Antara
Salah satu program wisata Banyuwangi, Jazz Ijen Banyuwangi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI - Penampilan Vina Panduwinata di ruang auditorium Jiwa Jawa Resort Banyuwangi menutup gelaran Ijen Jazz 2017, Sabtu (7/10). Si Burung Camar yang malam itu berkolaborasi dengan drummer Ikmal Tobing menghipnotis ratusan pengunjung membawakan tembang kenangan di tengah udara dingin Gunung Ijen. 

Tampil selama 60 menit di penghujung acara, wanita berusia 58 tahun membawakan delapan lagu legendaris mulai dari Burung Camar hingga Surat Cinta. Performa Vina semakin spesial dengan iringan keyboard sekaligus pianis kawakan, Dian HP.  Dua budayawan kondang, Butet Kertaradjasa dan Djaduk Ferianto memandu acara ini.
 
"Saya sudah dua tahun ini kolaborasi dengan dua musisi muda berbakat, Ikmal dan DJ Goeslann. Walau dada ini terus berdegup kencang dengar gebukan drum, tapi tetap asyik,” ujar Vina.
 
Selain Vina, sejumlah musisi jazz mengisi acara ini seperti Sri Hanuraga Trio feat Dira Sugandi, Tropical Transit Nonaria bersama Bonita, Luanada feat Matthew Sayerez, Bintang Indrianto Festival. Panitia juga memberikan kesempatan para musisi jazz lokal, dari kelompok pelajar Banyuwangi Student Jazz untuk unjuk gigi. 
 
Lokasi acara direncanakan berlangsung di amphiteather Jiwa Jawa Resort. Namun batal karena hujan. Panitia kemudian memindahkan panggung ke ruang auditorium. Meski berlangsung di ruang tertutup gelaran ini tetap memikat para penonton melalui aksi panggung musisi jazz papan atas.
 
"Penampilan anak SMA Banyuwangi tadi bagus kalau untuk ukuran SMA. Meski dipindah ke indoor gara-gara hujan, suasana tetap seru,” ujar Shinta penonton dari Surabaya.
 
Founder Jazz Gunung Sigit Pramono mengatakan akan rutin menggelar Ijen Summer Jazz setiap tahun. "Ini sudah menjadi komitmen kami, event jazz akan terus kami hadirkan. Resort kami telah dilengkapi amphitheatre yang memang difungsikan untuk jadi panggung musik salah satunya," kata Sigit.
 
Acara Ijen Java Jazz tahun ini merupakan rangkaian dari segudang festival pariwisata di Banyuwangi. Pada Agustus 2017 lalu, di tempat sama Banyuwangi menghelat event Jazz Gunung Bromo 2017. Pada event Ijen Jazz 2017, Kementerian Pariwisata kembali mendukung gelaran selama dua hari itu.
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi pertunjukan Ijen Jazz 2017. Menurut mantan Direktur PT Telkom ini, atraksi wisata berupa pertunjungan musik efektif menarik minat wisatawan.
 
Direct impact dan indirect impact-nya besar. Hotel laku, restoran hidup, pedagang kaki lima ikut kebagian rezeki. Belum lagi coverage media,” kata Arief .
 
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengapresiasi event ini. Menurut dia event ini mempunyai dampak perekonomian luar biasa bagi masyarakat. Namun, Esthy memberikan catatan kepada penyelenggara.
 
“Semua harus dipromosikan jauh-jauh hari. Mulai dari event sampai beyond Bromo juga diperhatikan seperti menjual paket-paket wisata . Kalau di-create serius, pasti berdampak besar bagi perekonomian warga Tengger," papar Esthy.
 
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Ijen Summer Jazz telah menjadi rangkaian festival musik jazz rutin Banyuwangi. Event ini turut mewarnai segudang atraksi pariwisata di Banyuwangi. 
 
“Banyuwangi mempunyai destinasi wisata lengkap, ada pantai, hutan dan gunung. Semuanya ada. Jazz Pantai sudah kami gelar September lalu dan sekarang Ijen Summer Jazz melengkapi atraksi wisata di kawasan pegunungan kami," kata Bupati Anas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement