Selasa 03 Oct 2017 19:57 WIB
Ihwal

Iffah Maria Dewi, Sentuh Budaya dan Nilai Islami Lewat Batik

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Iffah Maria Dewi
Foto: dokpri
Iffah Maria Dewi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Belakangan, ada saja orang-orang yang seakan mempertentangkan nilai-nilai budaya dan nilai-nilai agama. Kebalikannya, ada Iffah Maria Dewi, sosok desainer asli Indonesia yang memiliki hobi memadukan keduanya.

Creative Director Sogan Batik Rejodani ini tampaknya memang selalu haus untuk memadukan sentuhan-sentuhan budaya dan Islami. Melalui potongan-potongan kain, Iffah kerap menghasilkan busana-busana cantik bernuansa budaya dan Islami.

Iffah yang namanya sempat mengemuka lewat karyanya Jaziratul Muluk di Jogja Fashion Week 2016 itu tidak main-main menelurkan ide-idenya. Batik jadi salah satu ornamen yang dipadukannya dengan nilai-nilai Islami.

Pada peringatan Hari Batik Nasional di Pendopo Hotel Royal Ambarukmo misalnya. Iffah yang didaulat menampilkan pagelaran busana mengangkat dua koleksi yaitu Pathok Nagari dan kisah raja-raja menunaikan ibadah haji.

Pathok Nagari merupakan kisah lima masjid yang ada di DIY, dan merupakan tiangnya Kesultanan Ngayogyakarta. Iffah pun menuangkan sejarah budaya itu ke dalam corak-corak busana ciptaannya.

"Lalu ada kisah raja-raja menunaikan ibadah haji, yang kita tuangkan lewat gambar-gambar aksara Jawa," kata Iffah saat ditemui di Pendopo Hotel Royal Ambarrukmo, Senin (2/10).

Tulisan aksara-aksara Jawa itu tampak begitu nyata digambarkan lewat goresan-goresan yang ada di busana batik ciptaannya. Hal itu tampak memukau pecinta-pecinta batik yang menghadiri peringatan Hari Batik Nasional.

Founder Jogja Muslimah Preneur ini mengungkapkan, benang merah yang ingin ditampilkan memang sejarah Islam, nusantara dan dunia. Karenanya, wanita kelahiran 29 April 1982 ini tidak pernah main-main dalam setiap karyanya.

"Harapannya, selain menutup aurat, busana-busana ini mampu membuat pemakainya mengerti makna dari motif-motif yang ada di busana yang dikenakan," ujar ibu dari Hikam dan Rijal tersebut.

Selain itu, banyak pula karya-karyanya yang memberikan motif dengan penuh makna. Mulai dari rukun Islam, rukun iman, perintah shalat, semua dituangkan lewat goresan-goresan bernuansa budaya seperti aksara Jawa.

Iffah merasa, Indonesia memang menyimpan begitu banyak makna dari berbagai aspek. Karenanya, jika bukan anak-anak bangsanya yang melestarikan, entah bagaimana nilai-nilai itu dapat bertahan.

Belum lagi, sebagai seorang Muslimah, tentu ada ghirah tersendiri untuk bisa menjalani hidup dengan syariah dan nuansa Islami. Maka itu, ia tidak ragu menuangkan keduanya dalam setiap karya-karyanya.

"Sebab, benih-benih tauhid di tanah Jawa itu sudah kuat, dan Islam masuk semakin menyempurnakan, itu yang ingin kita tuangkan dan sampaikan," kata Iffah. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement