REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Neurologi dari Unika Atmajaya, Yuda Turana mengatakan, untuk menghindari sindrom demensia dan alzheimer bisa dilakukan dengan beberapa cara. Ia menyebutkan menghindari makanan berkolesterol tinggi dianggap bisa mengurangi demensia.
"Hindari obesitas dan merokok, tidur yang cukup, jangan stres, hingga komunikasikan segala persoalan dan dikeluarkan," katanya usai ditemui setelah konferensi pers film pendek mengenai demensia, di Jakarta, Sabtu (30/9).
Ia juga meminta lanjut usia (lansia) bisa melakukan jalan pagi sehari secara teratur. Yang paling penting adalah olahraga secara menyenangkan dan terprogram. Selain itu, ia meminta gawai juga harus menjadi fokus. Ini karena tak hanya gim yang bisa memprovokasi otak menjadi negatif melainkan juga kecenderungan generasi sekarang tidak olahraga karena asyik bermain gawai.
Kasubdit Kesehatan Jiwa Dewasa dan Lansia Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Edduwar Riyadi menambahkan, pihaknya mulai menangani demensia dan alzheimer dari hulunya yaitu dengan tindakan promotif dan preventif. "Promotif dan preventif penting dengan memberikan pesan kepada masyarakat dengan CERDIK," ujarnya.
CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres. Promosi-promosi ini, kata dia, sejalan dengan penderita demensia dan alzheimer karena ini faktor-faktor risiko demensia ada pada pesan CERDIK.
"Kita tidak merokok, cek kesehatan seperti tekanan darah, gula darah, kolesterol, hingga tidak merokok itu akan membantu mengurangi faktor risiko terjadinya demensia," katanya.