REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mengharumkan nama bangsa di dunia internasional bisa dilakukan dengan berbagai cara. Desainer muda Indonesia ini misalnya, yang melakukannya melalui karya fesyen.
Untuk mendukung perkembangan industri fesyen Indonesia, brand kosmetik Wardah menjaring fesyen desainer muda untuk berkembang menjadi fashionpreneur. Melalui, ajang Wardah Fashion Award (WFA), diikuti ratusan peserta hingga mencapai 25 semifinalis, dan akan mengerucut 12 finalis setelah menjalani proses penjurian.
"Wardah Fashion Awards kali kedua diadakan, awalnya 2016. Ajang ini merupakaan bentuk komitmen Wardah pada dunia fesyen dengan bentuk pelatihan-pelatihan, tahun lalu bisa tampil di runway Jakarta Fashion Week (JFW). Dapat pelatihan juga dari juri seperti Barli, Musa (tahun lalu)," ujar Public Relation Wardah Suci Hendrina, di Lewis & Caroll, Jakarta, Kamis (28/9).
Menurutnya, Wardah Fashion Awards 2017 tak hanya menjaring bakat-bakat baru di dunia fesyen dengan cakupan hanya di Jabodetabek, tapi di empat kota besar Indonesia lainnya; Bandung, Surabaya, Denpasar. Dari situ terpilih 25 finalis hari ini digelar audisi sampai jadi 12 finalis akan tampil di JFW 2018.
WFA merupakan sarana menjaring fesyen desainer muda untuk berkembang menjadi fashionpreneur. Selain melibatkan juri dari industri fesyen, juga melibatkan juri yang berprofesi sebagai fesyen buyer, Zalora Indonesia, agar finalis siap menjadi fashionpreneur.
Karya-karya finalis akan ditampilkan dalam JFW 2018, akhir Oktober mendatang. "WFA tahun ini mengambil tema 'Colour of Euphoria'. Lewat tema ini, kami ingin menyelaraskan antara kreasi fesyen dan beauty melalui inspirasi produk-produk Wardah, seperti warna, konsep, dan inovasi. Tujuannya untuk mempersiapkan generasi muda yang kelak menjadi fashionpreneur saling bersinergi memajukan fesyen dan beauty," jelas Suci.
Adapun juri sekaligus mentor WFA antara lain Barli Asmara, fesyen desainer yang juga Brand Ambassador Wardah Dian Pelangi, Head of Make Up Artist Wardah Carolina Septerita, Buyer of designers Zalora Indonesia Berlian Nandiasa, dan Creative Advisor JFW 2018 Ai Syarif.
Sementara, menurut Barli, penilaian peserta lebih diutamakan pada sisi orisinalitas ide dalam desain busana para calon desainer. "Kami ingin melihat kreativitas generasi muda dalam menciptakan karyanya. Jadi yang dinilai tentu saja orisinalitas ide, kreativitas, teknik pembuatan, serta inspirasi dalam karya desain mereka," jelas Barli.