REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluang untuk menekuni usaha di bidang jasa penata rias kini sangat terbuka. Kondisi saat ini berbeda jauh dari beberapa tahun lalu. Dulu, profesi perias kerap dianggap buang-buang waktu karena hanya laku saat musim hajatan tiba.
Seiring berkembangnya zaman, ternyata kebutuhan untuk tenaga perias sangat banyak. Alasannya sederhana, setiap wanita ingin tampil cantik. Dan jika mereka tidak bisa merias diri sendiri, mereka memerlukan bantuan dari para penata rias.
Misalnya ketika ada fashion show, aneka lomba dan berbagai acara pesta lainnya. Menariknya, tren untuk menggunakan jasa penata rias tidak hanya datang dari perempuan, tapi kaum pria pun perlu dirias hanya saja biasanya lebih simpel.
Ada gula ada semut. Demikian juga dengan persaingan bisnis penata rias. Berkembangnya permintaan jasa merias wajah, membuat makin banyak juga para pemain bisnis ini. Persaingan pun jadi ketat.
Coba masukkan tanda pagar #makeupartist atau #MUA di Instagram, ada berbagai pilihan tersedia sesuai dengan kota masing-masing. Dibutuhkan kiat khusus dari para mereka agar bisa bertahan di tengah persaingan.
"Persaingan bisnis make up artist di Indonesia sedang booming, tapi semakin banyak semakin tertantang kita untuk lebih baik, kalau kita bagus memberikan kepuasan kepada pelanggan, rezeki pun akan mengalir begitu saja. Penduduk Indonesia sekarang ingin tampil cantik dan modis makanya banyak yang jadi penata rias karena banyak yang ingin tampil beda di setiap acara," ujarnya kepada Republika.co.id.
Intan yang mengikuti kursus tata rias di Amerika ini juga memulai kariernya dari door to door. Kerja keras berbuah manis, itulah yang dirasakan oleh Intan.
"Kalau pas saya di Bandung sering ikut para perias untuk jadi asisten akhirnya dari mulut ke mulut dan Alhamdulilah semakin banyak pelanggan saya. Kalau di New York dari mulut ke mulut juga, networking di sini cepat banget sekali kita datang ke acara show langsung banyak tawaran untuk bekerja dimana-mana," ungkapnya.
Ia juga menuturkan, ada perbedaan saat merias orang asing dan orang Indonesia. Di mana hal itu terlihat dari warna kulit.
"Orang Indonesia dirias ingin kelihatan putih dan mengkilat, sedangkan di Amerika mereka ingin lebih gelap, tergantung musimnya. Kalau sedang summer mereka ingin terlihat lebih dark tetapi saat winter ingin terlihat natural. Foundation pun di Amerika banyak sekali warnanya lebih dari lima warna karena semua harus sesuai dengan warna kulit aslinya sedangkan di Indonesia foundation hanya ada putih, natural dan gelap," ucap Intan.
Adapun harga yang ditawarkan Intan untuk setiap merias wajah sekitar 100 dolar di pasaran Amerika. Sementara di Indonesia Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu.