REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Langkah strategis dalam membidik calon wisatawan mancanegara (wisman) kembali dijalankan Kementerian Pariwisata. Yang terbaru, kementerian di bawah komando Menteri Pariwisata Arief Yahya ini baru saja menyelesaikan misi dalam membidik calon wisman asal negeri "Beruang Merah" Rusia.
Wonderful Indonesia dipromosikan di ajang OTDYKH Leisure yang berlangsung pada 19 hingga 21 September kemarin di Expocentre, Moskow, Rusia. Bekas negara Uni Soviet ini memang bukan pasar utama, bukan market prioritas, tetapi ada alasan khusus mengapa cukup sering dan intens digelar promosi pariwisata di sana.
OTDYKH Leisure merupakan salah satu ajang pameran pariwisata yang cukup lama. Ajang tersebut telah berjalan selama 23 kali sehingga menjadi salah satu tempat yang selalu dinanti para pelaku pariwisata.
"Ini merupakan langkah strategis dalam membidik calon wisawatan mancanegara dari Rusia yang akan bepergian long haul untuk menghabiskan liburan musim dingin ke negara-negara Asia Pasifik termasuk Indonesia," ujar Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana didampingi Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika, Nia Niscaya.
Selain itu, dalam ajang ini tidak hanya kegiatan business to business (BtoB), tapi juga business to consumer (BtoC). Sehingga semua peluang dapat dijangkau. Semua peluang dapat dijajaki. Baik dengan para pebisnis maupun konsumen secara langsung.
"Ini adalah partisipasi yang ke-12 kalinya bagi Kemenpar," ujar Nia Niscaya.
Nia menjelaskan, Kementerian Pariwisata memfasilitasi 12 industri pariwisata dalam pameran selama tiga hari itu. Terdiri dari empat tur operator dan delapan hotel dari Bali dan Raja Ampat.
Para industri pariwisata tersebut melakukan transaksi bisnis dengan para calon buyers yang sebagian besar merupakan top management, owners maupun manager dari tour operator, serta hotel dan industri pariwisata lainnya yang berasal dari Rusia dan sekitarnya.
Guna menambah daya tarik, pada penyelenggaraan OTDYKH Leisure itu, paviliun Indonesia juga menyuguhkan kopi khas nusantara serta menampilkan tarian tradisional.
Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana mengatakan, Rusia merupakan salah satu negara potensial di Eropa penyumbang wisman ke Indonesia.
Berdasarkan data pada periode Januari hingga Juli 2017, jumlah kunjungan wisman asal Rusia mencapai 66.074 wisman. Jumlah tersebut mengalami peningkatan yang cukup pesat sebesar 42.042 dibanding periode yang sama pada tahun 2016. "Atau meningkat sebesar 57,16 persen," ujar Pitana. Naik sekitar 22 ribu setahun, atau rata-rata 1.800 an wisatawan per bulan.
Memang, kalau bisa menggenjot pasar Cina dan India, jumlah kenaikannya akan lebih besar. Ia pun berharap, melalui OTDYKH Lesiure pariwisata Indonesia semakin dikenal dan lebih banyak lagi wisatawan yang berkunjung dan menikmati Indonesia. "Dan target kunjungan 108 ribu wisman pada tahun ini bisa tercapai," ungkap Pitana.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, targat pasar itu harus melihat 3S. Sizenya besar, Sustainable atau growthnya berpotensi besar, dan Spread atau belanjanya besar. Patokan itulah yang membuat Menpar Arief selalu mengutamakan yang utama.
Selain itu, Menpar Arief juga melihat cara berpromosi, yang didorong melalui Go Digital. Sebab pertumbuhan yang besar, target 25 persen per tahun, di tengah pertumbuhan regional enam persen dan internasional enam persen juga, itu termasuk angka spektakuler. Target yang sangat optimistik.
"Hasil yang luar biasa, tidak bisa direbut dengan cara-cara biasa. Hasil yang luar biasa harus dicapai dengan cara yang tidak biasa!" kata Menpar Arief Yahya.
Jika tepat memilih channel media promosi yang pas, kata Arief Yahya, pasti akan menemukan pasar yang lebih tepat pula. "Tahun lalu digital masih 25 persen, tahun ini naik 50 persen, dan tahun depan akan dinaikkan lagi porsinya. Karena budget terbatas, maka yg dilakukan adalah dengan memilih saluran promosi yang pas, yakni digital," kata Arief Yahya.
"Identitas Indonesia adalah keberagaman destinasi, alam yang indah, pantai yang asri, dan kebudayaan yang berbeda satu sama lain namun menjadi satu dalam sebuah keharmonisan," ujar Menpar Arief Yahya.
sumber : Kemenpar
Advertisement