REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kecepatan tren media sosial membuat industri fashion mengubah strategi bisnisnya. Sebagian besar perempuan muda masa kini lebih terpengaruh dengan produk fashion yang dipamerkan di Instagram.
Direktur Pemasaran Global Topshop Sheena Sauvaire mengatakan, tren mode saat ini bukan hanya yang dipamerkan dalam peragaan busana saja, tapi juga media sosial. Selain itu, desainer yang inspiratif juga berpengaruh terhadap pilihan fashion saat ini.
"Inklusivitas yang dibawa oleh media sosial telah membawa pergeseran besar," ujar Sauvire dilansir BBC News, Senin (18/9).
Perkembangan media sosial dan e-commerce telah membuat industri fashion berkembang pesat. Pada tahun ini, penjualan busana melalui online meningkat 24 persen. Selain itu, industri fashion memegang peranan penting bagi perekonomian Inggris dengan menyumbang PDB sebesar 26 miliar poundsterling. Industri fashion Inggris juga telah menyerap sekitar 880 ribu tenaga kerja.
Direktur Pemasaran Dabenhams Richard Cristofoli mengatakan, seperlima dari penjualan Dabenhams diraih dari penjualan online. Menurutnya, platform online memudahkan pemasaran, bukan berarti toko secara fisik harus ditutup. Sebab, ada beberapa konsumen yang tetap pergi ke toko untuk memilih pakaian secara langsung.