REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Tanah Air mengalami peningkatan signifikan. Termasuk Pulau Dewata yang menjadi andalan dan sekaligus pintu utama masuknya wisma.
"Angka-angkanya cukup menggembirakan! Capaian Juli 2017 di Bali juga sangat perform," kata Menteri Arief Yahya.
Bali benar-benar bertahan sebagai destinasi wisata di Indonesia yang menjadi favorit wisatawan mancanegara. Dashboard wisman di War Room Kemenpar sudah memperlihatkan pertumbuhan yang membanggakan. Badan Pusat Statistik (BPS) pun mencatat ada pertumbuhan signifikan dalam hal jumlah kunjungan wisman di Bali.
Sampai saat ini, Bandara Ngurah Rai di Bali masih bertahan di puncak daftar pintu masuk utama wisman ke Indonesia. Bandara Ngurah Rai bersama Bandara Soekarno-Hatta dan Batam tetap menjadi Three Greater pintu masuk wisman memang masih berada di puncak daftar
Sejak Januari hingga Juli 2017, wisman yang mengunjungi Bali melalui Bandara Ngurah Rai sudah mencapai 3.379.287 kunjungan. Jumlah itu mengalami kenaikan 24,46 persen dibanding periode Januari-Juli 2016 yang mencapai 2.715.165 kunjungan.
Khusus Juli 2017 saja, jumlah wisman yang mengunjungi Pulau Dewata mencapai 591.234 kunjungan atau naik 17,40 persen dibanding Juni dengan 503.617. Juli tahun lalu, jumlah wisman yang masuk Bali mencapai 482.201 kunjungan. Dengan demikian ada kenaikan 22,61 persen pada jumlah kunjungan wisman pada Juli tahun ini dibanding periode yang sama tahun lalu.
Lonjakan jumlah wisman di Bali tak terlepas dari turis asal Cina yang semakin penasaran dengan keindahan budaya dan alamnya. General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi mengatakan, turis Cina memang cukup besar yang suka dengan Bali.
Selama periode Januari-Juli 2017, jumlah wisman asal Cina yang mengunjungi Bali sudah mencapai 896 ribu. Praktis, angka itu membuat Cina berada di urutan teratas dalam hal jumlah kunjungan wisman yang berpelesir di Bali.
“Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 sebanyak 559 ribu wisman Cina, maka tahun ini tumbuh 60,2 persen,” ujar Yanus. Jumlah itu akan terus meningkat seiring dengan promosi yang gencar melalui berbagai forum dan media.
Lebih lanjut Yanus menjelaskan, wisman Cina selama dua tahun belakangan ini memang mendominasi jumlah turis asing yang berwisata di Bali. Dominasi Cina juga menggeser Australia yang sebelumnya selalu menempati posisi teratas.
Untuk periode Januari-Juli 2017, wisman asal Australia yang mengunjungi Bali melalui Ngurah Rai mencapai 632 ribu kunjungan. Tapi, kini ada hal menarik dengan makin banyaknya wisman asal India yang mengunjungi Bali
“Selain Cina dan Australia, India juga mulai mengalami peningkatan. Jumlahnya mencapai 234 ribu,” jelasnya.
India juga menjadi pasar potensial dan bisa melaju cepat. Pasar Chna dan India mirip, sama-sama berasal dari negara dengan jumlah penduduk terbesar dunia.
Untuk tahun ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai ditargetkan mendatangkan 5,58 juta wisman. Melihat jumlah wisman periode Januari-Juli 2017 yang sudah mendekati 3,5 juta kunjungan, Yanus merasa optimistis target itu akan tercapai.
Optimisme Yanus juga didasari makin banyaknya penerbangan dari luar negeri menuju Bali. Bahkan, kini ada penerbangan langsung dari Tehran, Iran ke Bali yang dilayani Mahan Air.
“Bulan lalu kami bahkan yang pertama kali menerima penerbangan Mahan Air dari Teheran Iran. Bali adalah destinasi pertama di Indonesia yang disasar Mehan Air,” Kata Yanus.
Menurut Yanus, ada tren positif dalam jumlah kunjungan wisman asal Timur Tengah. Pada periode Januari-Juli 2016, jumlah wisman asal Timur Tengah sekitar 17.000 kunjungan.
Namun, jumlah wisman asal Timur Tengah melonjak dua kali lipat selama Januari-Juli 2017 hingga mencapai sekitar 35.000. “Sepertinya ini dampak positif dari kunjungan Raja Arab Saudi ke Bali akhir awal Maret lalu,” ucapnya.
Terpisah, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali Ketut Ardana mengatakan, ada sejumlah faktor pendukung dalam pertumbuhan wisman Cina ke Pulau Seribu Pura itu. Cina sebagai negeri dengan jumlah penduduk terbesar di dunia memang merupakan pasar potensial.
Ketut mengatakan, animo warga negara Cina untuk mengunjungi negara lain memang cukup tinggi. Hal itu juga ditunjang perekonomian Cina yang makin bagus.
“Informasi yang saya dapat, ada 250 juta warga Cina yang telah memiliki paspor, dan 500 juta orang siap bepergian ke luar negeri. Kalau satu persen saja ke berkunjung ke Bali, jadi sekitar 2,5 juta. Sedangkan saat ini masih 1,5 juta,” ulasnya.