REPUBLIKA.CO.ID, Punya kebiasaan membuang keju dari lemari pendingin begitu melihat ada sedikit bagian yang berubah kehijauan? Mulai sekarang, jangan keburu melakukannya untuk menghindari mubazir karena buang-buang makanan.
Pakar kesehatan Australia Ailsa Hocking mengatakan, keju ternyata lebih tahan lama daripada yang kita duga. Dikutip dari laman Independent, Hocking membeberkan sejumlah informasi tentang aturan menyimpan keju di kulkas alias lemari pendingin.
Ia menjelaskan, terdapat berbagai jenis keju yang aturan penyimpanannya berbeda satu sama lain. Keju keras seperti parmesan dan cheddar dalam kemasan tertutup disebut Hocking bisa disimpan antara dua sampai delapan bulan di freezer.
Namun, setelah kemasan dibuka, dua jenis keju tersebut umumnya hanya aman dimakan sekitar enam pekan. Sementara, keju dengan tekstur pertengahan seperti gruyere dan gouda bisa disimpan tertutup sampai dua bulan atau dua sampai tiga pekan jika kemasannya sudah dibuka.
Jika terlihat ada noda hijau serupa jamur di bagian keju padat sebelum masa kedaluwarsa, Hocking tidak menyarankan untuk membuangnya. Alih-alih demikian, keju dengan kadar air rendah itu bisa dipotong sebagian beberapa sentimeter dekat bagian bernoda dan tetap aman dimakan.
Berbeda dengan keju jenis soft cheese yang punya tekstur lebih lembut dan mengandung kadar air lebih banyak sehingga hanya boleh disimpan dua pekan setelah produk dibuka. Jenis keju ini termasuk brie, feta, camembert, cream cheese, dan ricotta cheese.
Perlu diingat bahwa pertumbuhan jamur menyebar lebih cepat pada keju jenis ini dan sulit terdeteksi. Jika tanggal kedaluwarsa telah lewat dan tercium bau tidak sedap, segera buang soft cheese untuk menghindarkan gangguan kesehatan, dilansir dari laman Independent.