Jumat 01 Sep 2017 12:19 WIB

Bali Open Piano Competition 2017 Jaring Wisman

 Wisatawan mancanegara beraktifitas di salah satu hotel berbintang di kawasan Nusa Dua,Bali, Jumat (25/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wisatawan mancanegara beraktifitas di salah satu hotel berbintang di kawasan Nusa Dua,Bali, Jumat (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Bali tak hanya ngehits lantaran punya alam dan budaya yang keren. Dikunjungi tokoh-tokoh dunia seperti Barack Obama dan Raja Salman. Sekarang, Bali juga punya magnet baru bernama Pesona Bali International Open Piano Competition II 2017. Even dunia ini bakal digulirkan 23-24 September 2017 di Padma Resort Legian Bali.

Eleonora Aprilita S, Ketua Panpel dari Opus Nusantara, di Denpasar, Kamis (31/8) mengaku ingin mengulang sukses penyelenggaraan kompetisi piano tahun lalu yang juga digelar di Bali. Tahun lalu, kompetisinya digelar dengan sangat unik. Para pianis dan pemain violin banyak yang tampil dengan gaya pakaian tradisional Bali. Lengkap dengan udeng (penutup kepala khas Bali), sarung dan baju khas budaya Pulau 1000 Pura itu. 
 
"Jadi selain berlomba mendengarkan teknik bermain piano-viloin kasik, juga menyaksikan performance yang khas dan terasa berada di Pulau Dewata," ujar Nora.
 
Menggelar lomba Piano di Bali, tentu tidak salah. Tahun lalu, pianis cilik asal Bali menggetarkan dunia dan membuat nama Bali terdengar nyaring saat Joey Alexander Sila, tampil memukau dalam acara pembukaan ajang penghargaan musik terbesar Amerika Serikat Grammy Awards 2016. 
 
Saat itu, Joey dengan masuk di dua nominasi sekaligus sebagai Improvisasi Jazz Solo Terbaik lewat karyanya yang berjudul Giant Steps dan Album Instrumental Jazz Terbaik lewat album My Favorite Things.
 
"Ini bukti Indonesia mempunyai masa depan baik untuk menelurkan talenta di bidang musik klasik. Semoga kecermelangan Joey Alexander bisa menginspirasi anak anak muda ini untuk terus berlatih dan memainkan jari jemarinya untuk membawa Indonesia terkenal di mancanegara," kata dia.
 
Dalam kompetisi piano ini, terang Nora, ada 12 kategori yang akan dipertandingkan. Untuk kategori lagu pilihan terbagi dalam 6 kategori yaitu A: usia maksimal 7 tahun, B:usia 8-9, C:usia 10-11, D:usia 12-14, E:usia 15-17, F:usia minimal 18 tahun.
 
"Kemudian ada enam Kategori Bebas, Bebas A-F, mereka akan berkompetisi memainkan tuts-tuts piano dengan tema jaman Barok, karya komposer sekitar tahun 1600–1750, zaman klasik, karya komposer tahun 1750–1820 , zaman romantik yaitu karya komposer pada sekitar awal 1800-awal 1900 dan zaman modern,karya komposer pada abad 20 -21," kata dia.
 
Kompetisi akan dilaksanakan dalam 2 babak. Di babak penyisihan peserta harus memainkan 1 lagu.Peserta yang terpilih untuk tampil di babak berikutnya harus memainkan 1 lagu. Lagu yang dimainkan di babak final tidak boleh sama dengan yang dimainkan di babak penyisihan.
 
"Peserta boleh mengikuti beberapa kategori di kelompok umur sesuai usianya dan/atau satu kelompok umur di atasnya," tambahnya.
 
Nantinya semua peserta kompetisi akan mendapatkan sertifikat partisipasi."Dewan juri akan mengumumkan 3 pemenang untuk setiap kategori, dan tambahan 3 harapan untuk kategori A-E.Pemenang akan mendapatkan piala, sertifikat kemenangan dan hadiah dari sponsor," kata Nora.
 
Untuk target pesertanya, Nora menargetkan lebih dari 160 kontestan. Saat ini sudah banyak peserta luar negeri yang mendaftar seperti dari Jerman, Australia, Korea dan Cina.
 
Bagi Kementrian Pariwisata, kompetisi piano ini memberikan impact langsung maupun tidak langsung. Tahun lalu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti hadir di kompetisi yang diikuti banyak pianis cilik dari mancanegara. Tahun ini, selain dilangsungkan di Bali juga akan pentaskan di Batam, untuk menarik wisman dengan spending besar dari Singapura dan Malaysia. 
 
Bahkan, lebih dari 30 pianis-pianis Vietnam sudah mendaftarkan diri. Pianis cilik itu setiap tampil di kompetisi selalu membawa rombongan keluarganya, ayah, ibu, kakek, nenek, kakak dan adik mereka. 
 
"Kita support atraksi yang mendunia, seperti kompetisi piano berlevel internasional ini. Terlebih venue Bali punya daya magis bagi peserta. Peserta pasti antusias mengikuti kompetisi ini ada di destinasi wisata. Mereka jauh-jauh hari sudah booking kamar hotel, sekaligus berwisata keluarga, tentu sangat menguntuntungkan bagi Pariwisata Bali dan Indonesia," kata Esthy.
 
Deputi berkerudung tak asal bicara.  Saat berkompetisi, umumnya pianis kelompok usia 7 sampai 18 tahun biasanya diantar oleh seluruh keluarga dan sanak family sebagai supporter. Satu peserta itu, bisa membawa 5-10 keluarganya.
  
Menpar Arief Yahya juga seirama. Menurutnya, Bali memang disiapkan untuk bisa menggelar, mengakomodir, dan melaksanakan event apapun. Begitu juga dengan musik, acara ini sangat tepat karena musik adalah bahasa universal yang akan memberikan dampak yang sangat positif untuk dunia luar.
 
"Setelah acara ini, pasti mereka akan mengenang Bali dengan musik klasiknya dan juga akan kembali ke Bali," kata dia.
 
Arief Yahya mengungkapkan, Bali, Jakarta dan Kepri (Batam, Bintan, red) itu merupakan pintu masuk wisman ke Tanah Air yang menyumbang wisman sebanyak 40 persen. "Produk portofolio pariwisata Indonesia itu wisata budaya. Bali adalah salah satu pusat wisata budaya di Tanah Air yang banyak menggelar event kelas dunia. Selamat berkompetisi, silakan bawa musik klasik kita mendunia," kata dia.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement