REPUBLIKA.CO.ID, Pengawasan aktif orang tua diperlukan untuk melindungi anak dari ancaman pedofil. Akan tetapi, orang tua tidak selalu bisa menghabiskan waktu bersama anak. Ada kalanya anak-anak harus beraktivitas sendiri tanpa didampingi langsung oleh orang tua.
Meski tak selalu bisa mendampingi anak, orang tua tetap bisa melakukan beberapa upaya tak langsung dalam melindungi anak. Salah satunya dengan melakukan edukasi yang tepat sesuai dengan usia anak. Dengan edukasi ini, anak dapat bersikap lebih waspada dan tak mudah terjebak oleh iming-iming pedofil.
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Rita Pranawati mengatakan salah satu edukasi yang perlu diberikan pada anak adalah terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak saat beraktivitas di luar rumah. Orang tua juga perlu mengajarkan anak mengenai sikap yang benar saat berhadapan dengan orang asing. "Harus bekali, kalau ketemu orang asing bagaimana," jelas Rita saat dihubungi Republika.co.id.
Di samping itu, orang tua juga bisa mengajarkan anak mengenai mana bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh dilihat atau disentuh orang lain. Hal ini tak hanya berlaku di dunia nyata, tetapi juga dunia maya. Dengan begitu, anak akan lebih berhati-hati sebelum mengunggah konten gambar dirinya kepada publik melalui media sosial. "Penting untuk memberi pengetahuan yang tepat sesuai umurnya," lanjut Rita.
Edukasi media sosial penting diberikan kepada anak karena KPAI mendapati bahwa kasus pornografi dan kejahatan siber yang melibatkan anak mengalami peningkatan setiap tahun sejak 2012 lalu. Tanpa edukasi yang baik, anak-anak yang mengakes media sosial dapat menjadi incaran pelaku pedofil secara online. "Saya pernah dapat kasus anak chat, berkenalan, dengan orang dewasa yang kesannya berpendidikan, ternyata malah mengajak chatting porno. Itu masih SD," kata Rita.
Jika dibiarkan, perkenalan anak di dunia maya dengan pelaku dapat berlanjut ke dunia nyata. Ketika pelaku paedofil sudah meraih kepercayaan anak, anak dapat dengan mudah memberikan kontak pribadi sehingga mereka dapat berkomunikasi lebih intens. "Penting untuk diedukasi, kalau berkenalan dengan orang, apa DOs dan DON'Ts nya," terang Rita.