Selasa 22 Aug 2017 15:41 WIB

Dian Pelangi Pertemukan Karakter New York ke Kain Nusantara

Rep: Novita Intan/ Red: Indira Rezkisari
Dian Pelangi
Foto: Republika/Prayogi
Dian Pelangi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pekan mode New York Fashion Week (NYFW) 2018 akan kembali digelar September mendatang. Rupanya sejumlah desainer Indonesia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini untuk pamer karya di Negeri Paman Sam itu.

Di akhir 2017 ini, akan ada enam desainer yang unjuk karya di NYFW Spring/Summer 2018 mendatang. Keenam desianer itu yakni Barli Asmara, Dian Pelangi, Catherine Njoo, Melia Wijaya, Vivi Zubedi, dan label Doris Dorothea yang digawangi pasangan Fara Shahab dan Riza Assegaf.

Mereka akan tampil di satu sesi panggung yang diberi tajuk Indonesian Diversity yang menunjukkan keberagaman Indonesia. Panggung ini menjadi bagian untuk desainer internasional di NYFW, di mana hanya ada 30 desainer dari seluruh dunia.

Dengan tema keberagaman Indonesia, masing-maing desainer memiliki ciri khas rancangan yang berbeda-beda. Semisal, Dian Pelangi. Ia akan mengusung koleksi hijab dengan menggabungkan dua akulturasi budaya Indonesia dan AS.

Bertemakan Alurrealist, Dian mencoba menerjemahkan cerita, budaya, dan karakteristik masyarakat New York City ke dalam koleksinya itu. Desain yang dikeluarkan untuk koleksi terbarunya itu cenderung mengarah urban street style.

"New York City terkenal dengan hingar bingar dan dinamisnya. Orangnya juga lebih ke art banget,” ujar Dian.

Dian akan menampilkan 12 busana berdasarkan empat karakteristik manusia. Pertama, Melancollis yang cenderung sensitif dan tertutup. Kedua, Sanguine yang berkarakter tegas, berani, dan penuh semangat.

Ketiga, Corelis yang tenang, kalem, dan santai. Keempat adalah Plagmatis yang tidak terlalu ambisius, tenang, dan santai. "Keempat karakter ini aku terjemahkan ke dalam koleksi yang lebih real,” ucapnya.

Uniknya, koleksi desainer kelahiran 1991 itu akan dipadukan dengan kain Nusantara seperti batik, tenun, dan songket hingga motif tye die. Perpaduan budaya Amerika dan Indonesia akan tampak di koleksi Dian Pelangi.

“Kain Nusantara tidak boleh hilang karena menunjukkan identitas bangsa dan memang sudah ciri khas dari brand aku,” katanya.

Nantinya, kain batik, tenun, dan songket yang diangkat merupakan hasil modifikasi dari Dian Pelangi. Ia menciptakan teknik batik yang mengkreasikan pola atau motif kontemporer.

“Motif kontemporer ini nantinya akan dipadukan dengan payet dan bordiran yang terinspirasi dari building New York City,” ungkap Dian.

Warna yang akan dikeluarkan pun lebih dinamis seperti monokrom, tetapi tidak meninggalkan ciri khas merek miliknya. Warna putih, hitam, abu, dan krem dikombinasikan dengan merah, kuning, serta hijau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement