Selasa 22 Aug 2017 10:56 WIB

Mengatasi Dampak Jet Lag

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Jet lag, sering terjadi pada seseorang usai melakukan penerbangan yang cukup jauh
Foto: theguardian.com
Jet lag, sering terjadi pada seseorang usai melakukan penerbangan yang cukup jauh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Efek samping yang kadang mengkhawatirkan ketika perjalanan jauh dengan menggunakan pesawat adalah jet lag. Kondisi tersebut bisa membuat insomnia, mual, dan ketidaknyamanan lainnya ketika berkegiatan setelahnya.

Dengan kondisi yang merugikan itu, ternyata banyak wisatawan yang tidak memiliki pemahaman tentang apa itu jet lag. Akibatnya hanya beban yang harus dipikul dan diatasi sendiri.

"Dasar fundamental dari jet lag adalah gangguan sistem jam tubuh Anda. Kami memiliki apa yang dikenal sebagai sistem jam sirkadian yang mengatur segala sesuatu tentang kita," kata Profesor University of Sydney Steve Simpson dikutip dari Time, Selasa (22/8).

Sistem jam srikandian ini merupakan sistem canggih yang berada di setiap sel dan organ tubuh manusia yang dikendalikan oleh otak. Simson menjelaskan sistem tersebut pun mengatur banyak fungsi termasuk tidur, kewaspadaan, priode aktivitas, siklus metabolik, dan pencernaan.

Setiap siklus jam sirkadian berjalan sekitar 24 jam dan disetel ulang setiap hari dengan serangkaian isyarat seperti cahaya, siklus suhu, dan makanan. Namun bagaimana, jika dalam waktu 24 jam, tubuh diajak meloncat dari zona waktu yang berbeda?

"Karena hanya bisa bergeser satu jam menjadi satu setengah jam per hari, itu membuat Anda 'kacau.'" ujar direktur akademis dari Universitas Charles Perkins Interdisipliner.

Untuk mengatasi masalah itu,  Simpson bekerja sama dengan Qantas untuk membantu maskapai dan penumpangnya menerapkan strategi untuk mengurangi efek jet lag. Mereka mencoba memodifikasi jadwal layanan, sistem pencahayaan, komposisi menu, dan regulasi suhu di dalam pesawatnya. Inovasi terbaru itu bisa ditemukan pada armada baru Qantas dari Boeing 787 Dreamliners yang mulai memasuki layanan akhir tahun ini.

Tapi, bagaimana jika tidak mendapatkan maskapai yang mendukung pola tersebut? Tentunya wisatawan harus mengakalinya sendiri dengan cara-cara tertentu.

Hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak jet lag seperti mencoba mengubah pola makan, tidur, dan aktivitas terpapar cahaya beberapa hari sebelum melakukan perjalanan. Tubuh akan menyesuaikan satu setengah jam per hari, dan mencoba mentransisi lebih baik nantinya.

Simpson merekomendasikan untuk menjadwalkan tidur dan aktivitas di pesawat seusia dengan waktu tujuan. Jika sampai di tempat tujuan malam hari maka sebaiknya di pesawat lakukan kegiatan seperti di malam hari, begitu juga sebaiknya saat sampai siang ahri, gunakan waktu di pesawat untuk terpapar cahaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement