REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyusun Lego merupakan kegiatan rekreasi positif yang menyenangkan sekaligus menenangkan bagi semula kalangan. Bagi orang dewasa menyusun balok-balok pada Lego bisa mengurangi stres dari rutinitas dan kesibukan pekerjaan.
Di luar negeri Lego sudah digunakan untuk memfasilitasi proses menghasilkan ide-ide kreatif (brainstorming) dan memecahkan masalah (problem solving). Bahkan di Indonesia, Lego juga dimanfaatkan untuk menyalurkan hobi fotografi.
Pendiri Legographerid (komunitas penggemar fotografi Lego), Chaierdaurie Chatar, mengatakan Lego bukan hanya sekedar mainan yang mengasah kreativitas, tetapi juga sebuah objek yang memiliki daya tarik yang tinggi untuk difoto.
"Diawali dengan hobi saya bermain Lego sejak saya berusia 5 tahun dan ketika dewasa saya tertarik untuk memotret kepingan karakter Lego MiniFigure Karen kemudian saya mencari teman-teman yang memiliki hobi yang sama di Jakarta dan Bandung lalu mendirikan komunitas Legographerid pada 23 Februari 2016," ujarnya kepada Republika.co.id di Jakarta.
Hanya saja, menurutnya, tantangan fotografi Lego adalah keterbatasan artikulasi yaitu mengasah imajinasi untuk menciptakan foto yang bercerita sesuai tema yang kita inginkan dengan karakter Lego MiniFigure yang ada.
Sementara Psikolog Klinis Liza Marielly Djaprie menambahkan bermain Lego memiliki banyak manfaat menghibur terutama bagi orang dewasa. Namun, seiring dengan bertambahnya umur, orang dewasa sering mengesampingkan kebutuhan untuk bermain.
Padahal, menurut Liza, dengan bermain Lego, orang dewasa juga lebih mampu untuk melakukan manajemen stres. Maklum saja, tingkat stres orang dewasa muda cenderung lebih tinggi.
"Kadang orang dewasa suka lupa dengan tiga kebutuhan yang tidak bisa dilepas dari manusia, yakni Cinta, Pekerjaan, dan Bermain. Dengan main Lego juga jadi sarana komunkasi sosial orang dewasa," kata Liza.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
