Selasa 01 Aug 2017 13:55 WIB

Sepakat Menjaga Keunikan Yogyakarta

Para pelaku pariwisata di Yogyakarta menghadiri Jagongan Ottoman. Mereka sepakat menjaga keunikan Yogyakarta.
Foto: Dok Kemenpar
Para pelaku pariwisata di Yogyakarta menghadiri Jagongan Ottoman. Mereka sepakat menjaga keunikan Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Para pelaku pariwisata di Yogyakarta sepakat menjaga keunikan kota budaya tersebut. Mereka yakin destinasi beragam di Yogyakarta memiliki ciri khas yang bisa menjadi daya tarik bagi pariwisata.

Ciri khas, keunikan, dan keistimewaan masing-masing itu yang harus dipertahankan. Kesepakatan tersebut terjadi saat digelar edutainment talkshow yang dikemas dalam Jagongan Ottoman di Hotel Grand Keisha by Horison, Sabtu (29/7) malam. Acara ini dihadiri oleh Pentahelix ABCGM (akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media).

Pemilik Grand Keisha, Andi Arslan Djunaid, optimistis terkait pembukaan hotel-hotel baru di Yogyakarta. Kendati sejumlah hotel baru bermunculan, namun Yogyakarta masih sangat prospektif.

Kondisi Yogya, kata Andi, sangat berbeda dengan kota-kota wisata lain. Apalagi di bidang meeting, invention, conference dan exhibition (MICE) Yogyakarta masih sangat menjanjikan. "Sebagai Kota Pendidikan, Yogya justru ramai di saat kota-kota wisata lainnya sepi. Asal kita bisa membuat konsumen dan memasarkan kota ini dengan baik. Tentu saja menjaga keistimewaan Yogya," kata Andi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (1/8).

Akademisi dari Universitas Gadjah Madah (UGM), Achmad Charis Zubair, mengingatkan keistimewaan Yogyakarta harus dijaga. Jangan sampai keunikan yang dimiliki justru dihilangkan. Saat berpiknik, wisatawan ingin mencari keunikan-keunikan dan sesuatu yang berbeda. "Kalau setiap lokasi wisata sama semua, atraksinya sama, kulinernya sama, tidak akan ada orang berwisata. Orang akan berpikir, ngapain harus ke sana kalau di tempat kita sendiri saja ada," jelas Ketua Departemen Budaya ICMI DIY ini.

Keunikan dan ciri khas itu yang menjadi kekuatan satu tujuan wisata diminati. Perwakilan dari komunitas Kelompok Sadar Wisata, Bonny Telo, mengatakan banyak tempat kuliner di Yogyakarta yang laris manis karena konsepnya unik dan menarik, kendati yang dijual sama dengan tempat lain. Salah satunya, Kopi Klothok yang sangat laris. "Padahal yang dijual ya cuma kopi, sayur lodeh, dan tempe garit, yang di tempat lain pun ada," katanya.

Bonny yang juga aktivis media sosial ini juga mengingatkan, selain mempunyai kelebihan, keunikan, atau keistimewaan, jangan lupa untuk mempromosikannya. "Promosi lewat media sosial karena ini kekuatannya luar biasa untuk saat ini," ujarnya.

Pentahelix ABCGM adalah formulasi yang diramu Menteri Pariwisata, Arief Yahya. "Kalau ingin cepat maju, maka kolaborasi kelima unsur Pentahelix itu harus solid, speed dan smart," kata Arief.

Sebagai industri, pariwisata memang tidak bisa  berdiri sendiri. Bahkan di unsur G atau government sendiri, tidak boleh berjalan sendiri-sendiri, harus menjaga soliditas dan kekompakan. "Karena itulah kami selalu menggaungkan spirit Indonesia Incorporated," ujarnya.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement