Kamis 20 Jul 2017 15:25 WIB

Tour de Flores Sukses Digelar

Sejumlah pembalap melintasi tanjakan dengan kondisi jalan dalam perbaikan pada Etape 3 Balap Sepeda Tour de Flores (TDF) 2017 di Ende, NTT, Minggu (16/7).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Sejumlah pembalap melintasi tanjakan dengan kondisi jalan dalam perbaikan pada Etape 3 Balap Sepeda Tour de Flores (TDF) 2017 di Ende, NTT, Minggu (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Tour de Flores (TdF) sukses diselenggarakan. Menteri Pariwisata Arief yahya mengucapkan selamat kepada para juara. Perjuangan menembus 6 etape yang berat dan dihibur suasana landscape kiri kanan yang oke, pasti rasa capai itu cepat hilang.

"Sukses penyelenggaraan Tour de Flores, sukses promosi destinasi, dan sukses turnamen sport tourism itu," ungkap Arief Yahya.

Arief Yahya tidak menghadiri penutupan TdF karena sedang berada di Komplesk Candi Prambanan dalam rangka peluncuran Badan Otorita Borobudur (BOB).

Di Jantung pariwisata Flores atau biasa disebut Pulau Bunga, Labuan Bajo, Thomas Lebas berhasil tampil sebagai Juara Umum Tour de Flores (TdF) 2017.

Sepanjang rute dari Ruteng hinggal Labuan Bajo yang dihiasi pemandangan bukit, persawahan dan latar belakang laut Flores yang eksotik pebalap sepeda Prancis dari Kinan Cycling Team (Jepang) tersebut membukukan waktu 19 jam, 38 menit, 21 detik dari semua etape TdF 2017.

Catatan waktu lebas 4 menit lebih cepat dari pebalap Iran Arvin Moazamigodarzi dari tim Iran Pishgaman Cycling Team. Di tempat ketiga klasemen umum ada pebalap 7 Eleven Cycling Team, Marcelo Felipe.

Pada etape keenam atau yang terakhir dari Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat ini melewati beberapa destinasi wisata alam pegunungan yang menarik, terutama area persawahan yang membentang luas di 20 km sebelum finish.

Melewati area persawahan di Manggarai berbentuk unik seperti sarang laba-laba, yang masyarakat setempat sebut 'sawah lodok', dan bentuk sawah seperti ini hanya satu-satunya ada di Manggarai.

Ini tentunya menjadi pemandangan yang menarik bagi peserta TdF, terutama kru pebalap dan rombongan media yang turut serta sepanjang jalur balap.

Akhirnya, pada etape 6 yang berjarak 120,2 kilometer, Thomas Lebas pun berhasil finis terdepan dengan catatan waktu 3 jam, 23 menit, 15 detik.

Disusul di posisi kedua, pembalap Filipina Marcelo Felipe (Filipina) serta posisi ketiga pembalap Iran dari Pishgaman Cycling Team (Iran), Arvin Moazamigodarzi dengan total waktu yang sama dengan Lebas.

Dalam lima etape sebelumnya, Lebas memang tak pernah menjadi juara etape. Meski begitu, pembalap bernomor punggung 141 tersebut konsisten menjaga jarak dari juara setiap etape.

Sementara itu, pembalap Indonesia dari KFC Cycling Team, Muhammad Imam Arifin berhak menyandang pembalap Indonesia terbaik atau pemegang white jersey. Namun, Imam Arifin harus merelakan blue jersey atau gelar pembalap Asia Tenggara terbaik kepada Marcelo. Sebab, pada etape terakhir, Imam Arifin hanya finis di peringkat delapan.

Gelar sprinter (green jersey) diraih pembalap Korea Selatan (Korsel) dari Geumsan Insan Cello (Korsel), Hyeongmin Choe dengan 21 poin. Sementara raja tanjakan (polkadot jersey) dipegang pembalap Spanyol, Edgar Nohales Nieto dari 7 Eleven Cycling Team (Filipina) dengan 44 poin.

Start seremonial dari Kantor Bupati Manggarai berlangsung pukul 09.00 WITA, Rabu (19/7). Terdapat 8,7 kilometer rute seremonial yang mesti dilalui pembalap sebelum start sesungguhnya di Jalan Trans Flores depan TK/PAUD Beata Maria Cristina Brando. Sebanyak 60 pembalap memulai etape ke 6 dari Ruteng, hanya berkurang satu dari etape sebelumnya.

Lokasi finis berada di Jalan Frans Lega, persis di depan Kantor Bupati Manggarai Barat. Di garis finis, para pembalap disambut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kempar) Esthy Reko Astuti, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Bupati Manggarai Agustinus Ch Dula dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Manggarai.

Agenda rutin

Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya berharap Tour de Flores bisa menjadi agenda yang rutin digelar tiap tahun, NTT khususnya Flores perlu event promosi besar yang sifatnya menyeluruh di daratan Flores.

"Tour de Flores ini menjadi sarana promosi yang tepat, karena bersifat menyeluruh di daratan Flores. Publik diluar banyak yang hanya tahu Labuan Bajo dan Pulau Komodo, padahal banyak destinasi wisata lain yang menarik di tiap-tiap Kabupaten di Flores," ujar Gubernur NTT.

Tiap etape, kata Gubernur, para jurnalis yang ikut serta sepanjang balapan bisa ikut mengeksplor lebih destinasi-destinasi wisata di tiap-tiap Kabupaten. "Sehingga destinasi-destinasi wisata di seluruh pulau Flores bisa terpromosikan secara luas di media. Saya juga berharap para pebalap tidak langsung pulang, bisa menikmati keindahan Labuan Bajo, pulau Komodo dan sekitarnya," ujar Frans Lebu Raya.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar Vinsensius Jemadu yang hadir juga di etape finis mengatakan, bahwa event ini  membawa berkah bagi masyarkat di seluruh NTT. "Salah jika ada yang mengatakan ini tidak membawa berkah, lihat saja hotel semua penuh dan sudah dibooking satu minggu yang lalu, pesawat penuh, warung-warung makan banyak dipenuhi pengunjung, ini juga akan membawa berkah ke depannya. karena promosi media di luar juga sangat kencang," kata Vinsensius.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement