REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- CEO Wardah, Nurhayati Subakat, membagikan ceritanya tentang asal muasal nama Wardah. Selain dikenal kehalalannya, asal mula nama Wardah ternyata dekat dengan dunia pesantren.
"Wardah itu inspirasinya awalnya kerjasama dengan Pesantren Hidayatullah," kata Nurhayati saat jadi pembicara di Penutupan Arisan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY, Sabtu (15/7).
Ia menerangkan, dari kerjasama itu Wardah mendapat tantangan untuk membuat produk-produk Islami. Karena Islami, kiblat nama yang hendak digunakan tentu berbau Arab. Dari tiga nama yang diusulkan saat itu, diterimalah nama Wardah.
Memiliki arti bunga mawar, Wardah pun berdiri dan dikenal seperti yang saat ini banyak orang ketahui. Hebatnya, nama Wardah tidak cuma besar di Indonesia tapi global, mengingat produk yang dimiliki memang besar pula di dunia internasional.
Bahkan, lanjut Nurhayati, sejak 2003 Wardah sudah memulai pengelolaan kepada generasi kedua, yang tidak lain anak-anaknya sendiri. Padahal, kala itu belum ada profesional yang mau mengelola Wardah karena belum dikenal.
"Tapi anak-anak saya tidak ragu untuk masuk, padahal anak saya yang satu Kimia dan satu lagi Elektro," ujar Nurhayati.
Tapi, semua itu berbuah ketenangan melihat saat ini anak-anak dari Nurhayati mampu mengelola atau berjalan sendiri dengan timnya. Bahkan, sudah ada 300an sarjana yang bergabung.