Ahad 02 Jul 2017 14:07 WIB

Pemerintah Terus 'Genjot' Pariwisata Nusa Peninda

Nusa Penida, Bali
Foto: Indonesiatravel
Nusa Penida, Bali

REPUBLIKA.CO.ID, KLUNGKUNG -- Kabupaten Klungkung, Bali terus membenahi Nusa Penida untuk pengembangan pariwisata secara berkelanjutan. Pembenahan meliputi pembangunan infrastruktur dan tata ruang.

"Perkembangan pariwisata Nusa Penida dalam dua tahun terakhir lebih cepat dari perencanaan, sehingga rencana detail tata ruang Nusa Penida kini lebih dipacu," kata Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, di Nusa Penida, Sabtu (1/7) lalu.

Suwirta menjelaskan, masalah infrastruktur ke objek wisata di Nusa Penida masih sangat perlu diperhatikan. Infrastruktur seperti air, jalan dan listrik menurut Suwirta sebagai penopang pariwisata telah, sedang dan akan diupayakan secara maksimal. Tahun 2017 misalnya diperbaiki jalan menuju objek wisata Atuh dan Pasih Hug.

Suwirta menambahkan, pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) telah menjadi agenda nasional dan juga di level internasional melalui UN General Assembly. Maka perlu diketahui bagaimana peran pariwisata dalam pembangunan berkelanjutan.

"Untuk mewujudkan sustainable tourism tiga pulau di Nusa Penida yakni Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, maka pengelolaannya diserahkan ke dua badan pengelola," ujar Nyoman Suwirta.

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Gde Yuniartha mengatakan untuk memajukan pariwisata berkelanjutan kesadaran wisata bagi masyarakat setempat harus dapat ditingkatkan. Peningkatan bisa melalui pelatihan dan perilaku yang mendukung pengembangan sektor pariwisata.

Lebih lanjut Yuniartha memaparkan, kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri ke Nusa Penida selama liburan Idul Fitri tahun ini meningkat tajam dibanding hari-hari sebelumnya. "Bahkan hotel dan penginapan yang ada tidak mampu menampung jumlah kunjungan wisatawan dan hal itu diharapkan tetap terjadi di masa-masa mendatang," katanya.

Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, Indonesia memiliki penilaian yang bagus terkait sustainable tourism. Bahkan Indonesia menempati peringkat kedua setelah Cina. Prestasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi daerah untuk terus menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.

"Bicara pariwisata, tidak hanya tentang destinasi melainkan juga pengembangan infrastruktur secara keseluruhan dan berkelanjutan. UNWTO mendefinisikan pariwisata berkelanjutan secara sederhana sebagai pariwisata yang memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan, dan masyarakat setempat," kata Arief Yahya.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement