REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film yang lebih besar, entah bagaimana justru membuat seseorang mendapatkan peran yang semakin kecil. Penggunaan efek khusus seringkali justru membuat cerita semakin terbengkalai. Tapi Matt Reeves dengan War for the Planet of the Apes merupakan sesuatu yang lain.
Film tersebut berasil menempatkan film dengan pemeran utama para primata berada di tataran yang lebih tinggi. Dengan begitu, film seri ketiga menekan penonton untuk benar-benar berpikir.
Dalam film pertama dalam waralaba, Rise of the Planet of the Apes tahun 2011 yabg disutradarai oleh Rupert Wyatt, menceritakan sekelompok simpanse yang menjadi sangat cerdas bahkan cenderung membahayakan manusia. Dalam Dawn of the Planet of the Apes tahun 2014, berlatar waktu 10 tahun kemudian, kera telah membangun dunia mereka sendiri, namun terancam oleh manusia yang masih bertahan dan terjadi ketegangan kemudian perang habis-habisan.
Sedangkan dalam film lanjutan ini, Caesar dan kelompoknya mempertahankan dunia hutan mereka melawan penyusup yang merupakan batalyon manusia. Mereka mampu menyudutkan kelompok tentara ini, meski bukannya membunuh mereka, mereka mengirim pasukan kembali ke kolonel mereka, sebagai pesan damai.
Tapi Kolonel (Woody Harrelson), seorang penjahat perang dengan ambisi, tidak akan menerima pesan tersebut. Dia melepaskan lebih banyak kekerasan terhadap kera yang ingin berdamai, yang hanya berusaha membangun kembali rumah mereka yang dilanda perang. Caesar menyadari jika harus melawan, meskipun musuh sesungguhnya yang dia hadapi adalah warisan Koba yang marah.
Banyak emosin yang ditampilkan dalam War for the Planet of the Apes. Namun karakter kera yang justru membuat film ini semakin kukuh, seperti cara mereka bergerak dan berinteraksi mengundang keingintahuan dan terkadang bahkan bertanya-tanya.
Selain Caesar, banyak karakter yang akan menjadi favorit pemonton. Karakter terbaik dari semuanya merukan simpanse yang dimainkan oleh Steve Zahn, seekor penyendiri tua yang bernama Bad Ape. Bad Ape sebenarnya adalah kera besar, seorang warga tua yang luar biasa, semi-pelupa yang kemurahan hatinya bisa menyelamatkan hari itu.
War for the Planet of the Apes hampir tidak menunjukan adanya kegembiraan dan cahaya. Kolonel Harrelson seorang sadis dan diktator, sehingga berisi beberapa adegan mengerikan tentang penderitaan kera. Sebaiknya pertimbangan besar untuk membawa anak kecil untuk ikut menonton film tersebut, dikutip dari Time, Jumat (20/6).