Kamis 29 Jun 2017 09:17 WIB

Generasi Milenial Rentan Botak karena Stres

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ani Nursalikah
Kebotakan (Ilustrasi)
Foto: EPA
Kebotakan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala botak adalah sesuatu yang lazim terjadi pada pria begitu menginjak usia 45 tahun ke atas. Bagaimana jika kebotakan itu terjadi pada usia yang masih sangat muda?

John, seorang staf humas profesional di San Fransisco yang masih berusia 28 tahun mengalami hal ini. Rambutnya di sekitar dahi kian menipis.

Mabel adalah seorang mahasiswa di Hawaii yang masih berusia 19 tahun. Dia sering stres dan tertekan karena penugasan kuliah. Perasaannya makin hancur manakala mengetahui rambutnya kian menipis.

"Rambut adalah sisi feminin wanita," katanya, dilansir dari Moneyish, Kamis (29/6).

Ahli mengatakan semakin banyak anak muda milenial, seperti John dan Mabel yang panik karena botak atau rambut rontok. Ahli penyakit jantung di San Fransisco, Andrea Hui mengatakan generasi muda zaman sekarang mudah botak karena stres.

Mereka diminta mengonsumsi suplemen alami, seperti Nutrafol hingga mendapat suntikan khusus di kulit kepala. Penata rambut New York City, Angelo David mendapati sejumlah kliennya yang masih muda sudah botak. Mereka datang ke salon rata-rata untuk ekstensi rambut.

"Orang-orang ingin rambutnya penuh dan tebal," kata David.

David juga mendapati pelanggannya yang mengalami rontok rambut parah, padahal baru akan merayakan ulang tahun ke-20.  Dia rela menghabiskan hingga empat ribu dolar AS hanya untuk membeli wig alias rambut palsu.

Hui dan David setuju salah satu alasan kerontokan rambut usia muda karena tingkat stres tinggi. Penelitian American Psychological Association menunjukkan kondisi ini disebut telogen effluvium. Stres yang signifikan mendorong sejumlah besar folikel rambut ke dalam fase dorman atau istirahat yang akhirnya menyebabkan rambut rontok.

Ada juga kondisi disebut alopecia areata, di mana sistem kekebalan tubuh Anda menyerang folikel rambut yang kondisinya diperparah dengan stres. Ada juga gangguan trichotillomania, di mana orang yang stres suka menarik-narik rambutnya sehingga memicu kerontokan. Apa pun alasan untuk rambut rontok, genetika dan diet ekstrem adalah alasan besar lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement